Selasa, 27 November 2012

Retweetku Tak Terbalas

Jam ditangan Olin pun berbunyi, gadis mungil bermata sipit itu terlihat panik. Seketika ia mengerutkan keningnya, matanya seperti mencari-cari sesuatu yang ia tunggu. Jilbab scraf bermotif pulkadot yang ia kenakan melambai-lambai tertiup semilir  angin kota kecil dipinggir jakarta.
Jam menunjukkan pukul 11.00. Olin mulai resah, seperti menunggu godot, sesuatu yang ia tunggu belum terlihat wujudnya. Olin mengeluarkan smartphone black berry gemini dari saku celana jeansnya. Tangannya mulai sibuk menekan-nekan key pad dan track pad. Sesekali ia menggerutu sambil memainkan bibir tipisnya ke kanan dan kekiri.
“lima menit lagi gue nyampe” pesan blacberry messenger dari contact bernama Tita.
“cepetan, guwe udah lumutan didepan margo” Olin membalas pesan tersebut dengan gaya tulisan yang tak berbda jauh dengan bahasa bibir asli seorang Olin.
Lima menit yang dijanjikan Tita tak sia-sia. Lambaian tangan Olin langsung dihampiri Tita.
‘cepaka-cepiki’ pun dilaksanakan dan ini adalah rutinitas wajib dalam setiap pertemuan Olin dengan teman-temannya.
“sory yah lin,,,” rayu Tita kepada temannya tersebut.
“gak papa, bsok lagi telatnya 2 JAM AJA SEKALIAN!!!!” ‘JREEEENG!!!’ jawab Olin sambil membulatkan mata sipitnya dan memainkan bibirnya yang tipis ke arah Tita
“ta, elo kenal akun ini gak???” tanya Olin sambil menunjukkan akun bernama @fuadzaka
“enggak,”jawab Tita singkat.
“coba deh elo search @fuadzaka terus follow” tutur Olin. Tita hanya mendengarkan saja tanpa ada ketertarikan sedikitpun dengan penjelasan yang disampaikan oleh sahabatnya tersebut. Tangan Tita masih sibuk memilah-milih jilbab yang akan ia beli di toko, seakan masuk kedalam zona alfa, celotehan Olin tentang fuad zaka hanya sesekali Tita dengar seperti bisikan angin yang berhembus masuk kedalam telinganya. Olin masih sibuk dengan tweet tweet fuad zaka. Senyumnya sumringah dengan mata yang berbinar tertuju ke arah smartphonenya.
Hujanpun seketika turun dikota belimbing, dua gadis tersebut sengaja menunggu hujan reda didalam toko. Hilir mudik pejalan kaki yang berlarian melewati jalan utama kota, gemericik air hujan yang jatuh melalui pipa air pada rumah disebelah toko menambah riuh obrolah kedua gadis itu.
“emang fuad itu siapa?” tanya Tita menyelidik
“kenalan guwe ta, dia lagi nyelesaian S3nya di UI. Dulunya dia satu kampus sama elo ta, masa elo gak kenal?” sambungnya
“oh ya??jurusan apa dulunya?” tanya Tita kembali
“gak banyak tau sih tapi yang guwe tau Cuma gelarnya S.Hum”
“owhh mungkin gw gak kenal nama kali yah tapi kenal muka” jawab Tita spontan dengan cengir kuda khasnya. Olin mengeluarkan smartphone dari kantung jeansnya. Ia langsung menunjukkan sebuah foto seorang pemuda dengan senyuman yang menawan
“itu yang namanya fuad?” tanya Tita
“yups, dia yang bikin gw insomnia gak bisa tidur”
“elo udah ketemu ama ini orang?” tanya Tita kembali
“belum, kok bisa kesemsem sampe gak bisa tidur??”
“karena ini cowok yang guwe cari”
“semoga saja lin, perjalanan cinta elo berlabuh ke fuad” tutur Tita sambil tersenyum ke arah gadis bertubuh mungil tersebut.
“gw mo follow tapi malu ah,,coz bsok gw mo ketemuan ma dia di kansas UI”
“semoga berhasil ya lin” seru Tita menyemangati Olin. Olin pun terus memandangi foto dalam smartphonenya, sesekali ia bertanya pada sahabat diseblahnya tentang kisah asmara Tita yang kandas ditengah jalan. Sesekali Tita hanya menjawab seperlunya saja. Ia tak tertarik membahas masa lalunya. Sering kali Tita memotong pembicaraan dengan candaan-candaan ala republik twetter “ciyus..miapah...terus aku harus bilang wooow”
“can you help me?” tanya Olin tiba-tiba
“tolong apaan??”tanya Tita kembali. Penasaran.
“besok gw mo ketemuan ama fuad. Nah setelah guwe ketemuan ama doai, elo mention ke kita berdua yah, dengan bahasa-bahasa provokatif kelanjutan dari pertemuan besok. Please yah, guwe Cuma mau ada kelanjutannya aja”
“hmm baiklah, itu mah soal gampang” jawab Tita singkat.
Hujan pun mulai reda, jalanan basah, becek tapi jalan margonda gak mungkin gak ada ojek. Di kota ini semua ada, dari pedagang kaki lima sampai mall berbintang lima, jajanan kuliner juga tersedia kumplit disepanjang jalanan utama kota, dari makanan tradisional yang dikemas unik seperti hadirnya es pocong hingga kuliner manca negara yang memiliki pelanggan sendiri yang fanatik.
Olin dan Tita pun beranjak meninggalkan toko hijab tersebut, mereka berpisah didepan lampu merah juanda, Olin yang pulang dengan sepeda motor maticnya menuju jakarta sedangkan Tita menuju arah bogor. Depok ini memang tempat favorite mereka setiap akhir pekan. Bukan hanya aktivitas belanja tapi juga nonton, makan sampai kumpul-kumpul bersama teman sejawat lainnya. Antah berapa lama mereka akan samapi kerumah masing-masing, karena jika hujan tak ada yang bisa memprediksi kondisi jalanan yang macet.
Tepat pukul 15.00 WIB matic berwarna pink itu sampai didepan gerbang rumah. “Sudah saatnya si Pinky mandi dan masuk kandang” tuturnya dalam hati. Sesampainya dirumah Olin bergegas memandikan pinky matic. Olin memang gadis yang sangat mandiri, tak pernah ada kata menyerah dari mulutnya sebelum mencoba. Begitu pula dengan urusan asmara. Seselesainya dalam urusan pinky, Olin sejenak merebahkan tubuh mungilnya diatas kasur, kerinduan pada bantal hello kity yang ia tinggalkan dari pagi serasa memuncak. Seperti biasa sebelum kedua kelopak matanya merapat satu dengan lainnya, Olin menyempatkan diri untuk melihat pesan Blackberry messenger, mention dan whatssApp yang masuk. Ia pun tak ketinggalan meng-update status twetternya “berdebar-debar menunggu esok”. Semakin lama matanya semakin merapat sayup sayup alunan music dan syair dari christina perry ‘thousand year’ semakin mendayu-dayu ditelinganya hingga masuk kedalam mimpi indahnya. “i have died everyday waiting for you darling don’t be affraid i have love you for the thousand year i love you for the thousand more” .
Satu jam berlalu, alarm dari jam berbentuk hello kitty membangunkan Olin dari mimpi indahnya. Seperti biasa ia lihat lagi mention-mention yang masuk ke akun twetternya
“@Tika_kechi:cieee,,susah suit susah suit RT@Olinlolita : berdebar-debar menunggu esok’”
“@Andromeda: nunggu dilamar mbak??sama sekolah mana??*ups* #gagalfocus RT@ Olinlolita : berdebar-debar menunggu esok’”
“@Titatamyta: #uhuk :P RTOlinlolita : berdebar-debar menunggu esok’”
Olin pun segera membalas semua mention-mention yang masuk termasuk dari sahabatnya Titatamyta. Berjalan-jalan di TL agenda malming bagi jomblowers seperti Olin. “yah dimana lagi?dan kemana lagi aku mengadu kalau bukan di TL” tuturnya dalam hati. Olin juga menunggu twet-twet seru dari tweet nikah dan beberapa kultwit dari teman-teman yang ia ikuti.
Sore pun beranjak malam. Satnite yang paling ditunggu-tunggu para muda-mudi sebagai event wakuncar pun serasa garing dimata Olin. Mungkin sebagian orang akan keluar pada malam ini. Tapi ia tidak, ia hanya kembali pada Time Line-Time Line akun yang ia ikuti. Ia melihat keseruan Time line sahabatnya Tita dengan teman-temannya. Beberapa hari lalu Olin sempat bertanya kepada Tita,
“kok follower elo banyak yah ta?” tanya Olin menyelidik
“karena guwe following banyak akun dan gue search dengan hastag #srudukfollow, setiap follower wajib gue follow balik karena kita #yuksetara, so gak ada yang nyeleb disini heheh” jawab Tita panjang lebar kali tinggi kepada Olin beberapa hari lalu via Black berry messengernya
“ping!!”
“udah elo follow belum @fuadzaka?” tanya Olin kembali via black berry messenger
“siaapp juragan, tinggal tunggu di folback aja” jawab Tita
“ya udah bilang aja folback gitu”tutur Olin memberi saran
“hmm, nanti deh gampang”
“ya udah jangan lupa yah, mention ke kita berdu besok hehehehe”
“baiklah *_*” jawab Tita singkat
Olin memang belum sama sekali bertemu dengan fuad zaka, bahkan belum saling follow. Amireta beserta suami yang memperkenalkan Fuad kepada Olin. Fuad adalah teman kuliah suami Amireta yang bernama Priyo. Satu yang menjadi alasan Amireta memperkenalkan Fuad dan Olin karena beberapa kesamaan yang ia miliki. Mungkin tidak semua tapi ada beberapa kecenderungan yang sama antara Olin dan Fuad.
Satnite pun berlalu dengan celotehan-celotehan khas ala warga tweeter. Sambar menyambar dan sapa menyapa sudah biasa di loby time line. Bebrapa akun-akun anonim yang ramai dengan twet-twet ‘jleb’ nya turut menghibur satnite Olin dalam kesendirian. Jamarinya lincah mengendarai trackpad kekanan dan kekiri hingga sampai kepada fitur pencarian ‘search’. fuadzaka nama kata kunci yang ia ketikan pada kolom search tersebut. Olin serius memantau twet-twet fuadzaka. Beberapa nama yang berinteraksi oleh fuadzaka pun dibukanya. Satu kata dalam benaknya saat ini adalah ‘penasaran’. Namun Olin masih malu untuk mem-follow akun fuad zaka
Malam yang semakin larut, rembulan yang terlihat dari sudut jendela kamar Olin semakin malam semakin indah, ada harap yang menggunung ketika ia sudahi perjalanan di time line.
“mungkin satnite kali ini aku sendiri, tapi  esok aku akan menemukan pangeranku” bisiknya dalam hati.
    Jam terus berganti, waktu istirahat malam yang lengang sangat digunakan Olin untuk merebahkan tubuhnya, bantal hello kitty berwarna pink menemani lelap tidur pulas gadis bermata sipit itu. Denting berbunyi setiap pergantian jam hingga subuh menyapa hari baru Olin yang penuh keceriaan dan harapan. Olin bergegas menuju kamar mandi dan dilanjutkan dengan rutinitas seperti biasa yang  ia lakukan. Beribadah, mandi, menge-ceck history chat yang berseliweran dari gadgetnya semalaman belum sempat ia hapus, membuka beberapa mention dan membalasnya, hingga broad cast messenger tahajud reminder dari Tita. Tak ada yang spesial dengan rutinitas tersebut. 
“I like Sunday morning” tuturnya dalam hati. Olin memang gadis yang dapat memotivasi dirinya sendiri. Baginya motivasi tersebut adalah sugesti paling ampuh dibanding apapun. Seperti biasa di minggu pagi ia akan melancarkan aksinya sebagai upik abu dirumah. Yeahh upik abu, cinderella hingga Inem pelayan sekseeiii adalah julukan buat Olin di minggu pagi.  Olin siap-siap melaksanakan aksinya hingga selesai dan tak lupa ngupdate status via twitter for blackberry “beres-beres, mandi, siap-siap ketemuan #uhuk” . Tita pun meretwet status Olin dan berkomentar “sukses yah ketemuannya#uhuk RT@Olinlolita beres-beres, mandi, siap-siap ketemuan #uhuk”. “makacih tita RT@Titatamyta sukses yah ketemuannya#uhuk”
Selesai, Olin pun bergegas mandi dan bersiap-siap pergi ke kansas UI (red-kantin sastra UI). Jakarta pagi beranjak siang, si pinky matic menembus keramaian jalan lenteng agung, jagakarsa hingga gapura ‘selamat datang’ kota Depok pun seakan memberikan angin segar buat kisah cinta yang baru saja akan ia tapaki. Deretan ruko-ruko beserta orang-orang didepannya seakan tersenyum memberikan semangat pada gadis bermata sipit itu. Senymnya sumringah, ada binar harapan dimata Olin.
Olin berjalan menuju kansas, jujur saja ia keki. Karena ia sama sekali bukan penghuni kampus megah ini. Melenggang penuh percaya diri walau hati tak pernah berbohong dag dig dug cetar ceter pun beriringan saling berlomba. Amireta dan suaminya telah berada lebih dahulu di kansas. Seorang pemuda dengan kemeja motif garis-garis salur juga tengah santai ngobrol dengan kedua pasutri tersebut.
“Assalamua’alaikum..” sapa olin tersenyum manis
“wa’alaikum salam..” sapa mereka sambil berdiri mempersilahkan Olin duduk diatara mereka.
“udah lama yah??” tanya Olin
“sekitar 15 menitan lah” jawab Amireta.
“kenalin nih, fuad Zaka temen suami aku waktu masih ngampus S2 dulu lin”. Olin dan Fuad pun saling berjabat tangan. Mereka saling melempar senyum satu sama lain. Fuad tipe pemuda yang supel begitupun dengan Olin. Mereka seperti sudah lama berkenalan. Cerita-cerita tentang masa kuliah, pekerjaan membuat mereka larut dalam obrolan seru siang itu.
“oh iya aku mau ada urusan lagi. Kira-kira kalian bagaimana???mau dilanjutkan ngobrolnya?” tanya Amireta sedikit memotong pembicaraan mereka. Sebenarnya Amireta hanya ingin meninggalkan mereka berdua agar keduanya dapat saling mengenal dan lebih dekat. Tapi ternyata Fuad juga ada beberapa urusan yang harus ia tuntaskan.
“maaf Olin, kebetulan aku juga ada urusan mengenai judul disertasi yang akan aku ajukan”. Tutur Fuad pada Olin dan semua yang berada disitu.
“owh baiklah, kebetulan saya hari ini libur jadi gak ada urusan dengan siapapun. Dan silahkan saja kalau yang punya urusan lebih penting. Saya juga pamit pulang” tutur Olin sambil melempar senyuman simpulnya.
Pertemuan pertama membawa kesan tersendiri pada hati Olin, tak banyak kata-kata yang ia ucapkan. Hanya satu lebel yang melekat dihatinya saat ini adalah ’berkesan’. Olin pun langsung bercerita kepada Tita tentang pertemuannya dengan fuad melalui fasilitas blackberry messenger. Kesimpulannya adalah pertemuan ini membuat Olin tak bisa tidur. Wajah fuad dan gaya bicara fuad selalu terekam dalam memory khusu di otaknya.
Di tempat lain, Tita melancarkan aksinya.
“ gimana kelanjutannya ???colek @Olinlolita @Fuadzaka”
Tak lama kemudian Olin membalas mention sahabatnya itu
“tunggu tanggal mainnya yah^_^ RT@Titatamyta : gimana kelanjutannya ???colek @Olinlolita @Fuadzaka”
Berharap akan ada balasan dari fuad. Tita juga biasa berjalan-jalan di time line twitter, bercanda dengan beberapa teman-teman yang belum sama sekali ia temui wujud asllinya dalam dunia nyata.
Hari pun berganti. Balasan ataupun retwet dari fuad tak kunjung hadir. Padahal Olin sudah berusaha untuk memfollow akun twitter pemuda pujaannya itu. Hati Olin semakin bertanya-tanya dengan kelanjutan dari pertemuannya tempo hari. Galau, adalah satu kata yang ia rasakan kini. Tita pun menjadi tempat curahan hatinya. Ia pun semakin galau ketika beberapa kali retwetnya tak terbalas. Disisi lain Olin melihat status Tita yang selalu diretwet oleh Fuad bahkan tanpa disuruh fuad pun memfollow akun Tita. Beberapa kali Olin melihat Tita ngobrol dan bercanda seru di time line twitter dengan pemuda pujaannya itu. Sempat Olin bertanya kepada Tita
“elo udah akrab banget sama fuad yah??”
“ah enggak sih,,guwe mah ama siapa aja juga kayak gini SKSD” jawab Tita via blackberry messenggernya
“kok, guwe gak pernah di retwet sedangkan elo di retwet terus???”
“yah mana guwe tau juga Lin,,kan elo yang banyak tau tentang fuad. Sedangkan guwe Cuma tau di TL aja” jawab Tita mencoba meyakinkan kecurigaan sahabatnya itu.
“Oliin, kan elo tau siapa orang yang sekarang lagi guwe kagumin di twitter!!jadi, udahlah gak usah pake curiga am guwe gitu” tuturnya meyakinkan
“gw bingung ta, gue gak pernah kaya gini. Dan gue udah terlanjur suka sama fuad”
“liin, kalo elo yakin yah perjuangkan tapi jangan sampai seorang Olin itu mengemis cinta kepada Fuad. Kalau Fuad gak pernah merespon retwet-retwet lo, tinggalkan gak usah pertahanin yang gak pasti. Sementara diluar masih banyak yanng menunggu lo”
“terus guwe harus gimana?” tanya Olin kembali
“satu yang perlu elo inget adalah perjalanan mimpi kita masih panjang. Jangan sisakan satu celah pun untuk rasa galau. Focus sama mimpi dan bintang terang dalam hidup lo. Itu yang membuat elo semakin menarik dimata orang lain”. Olin pun menyudahi curhatannya.
Hari berganti. Time line demi time line yang ia tapaki tak terlihat satu tweet pun kegalauan. Walaupun retwet-retwet kepada fuad tak kunjung dibalas hingga cerita ini ditulis. Olin akan tetap menjadi Olin yang ceria. Sesekali ia melihat tweet dari fuad kepada sahabatnya Tita. Namun seperti sebuah persahabatan lainnya yang tak mau menghianati satu dengan lainya. Setiap twet fuad yang datang kepada Tita dibalasd dengan wajar seperti teman-teman follower dan following lainnya. Terkadang kejailan Tita mulai hadir sengaja ia mention kepada Olin dan juga fuad. *selesai*



Tidak ada komentar:

Posting Komentar