“Tita...!!!” suara
teriakan seorang gadis bernada sopran memanggil. Tita si gadis berkerudung itu
pun dengan cepat mencari arah suara yang lebih mirip gelas pecah tersebut.
“kenapa De?” tanyanya
segera.
“semua orang sedang
ramai membicarakan perbincangan kita semalam di kamar”
“maksud kamu si makhluk
berkepala besar tersebut?”
“tepat sekali. Alien”.
Jawabnya semangat
Dea menarik cepat tangan temannya dan berlari menuju
keramaian yang ia maksudkan tadi. Benar saja, semua orang ramai membicarakan
makhluk ruang angkasa yang akhir-akhir ini ramai diperbincangkan. Entah dari
mana asal percakapan tersebut tapi keramaian perbincangan ini memang seperti
yang ia alami kemarin malam.
Malam itu, sekitar pukul 21.00 selepas hujan, jalanan
yang basah dan cuaca yang dingin dan lembab. Tak biasanya memang jalanan ini
sepi. Biasanya ada beberapa pedagang yang berjualan dipinggir jalan ini, tapi
sekarang tidak. Sunyi dan senyap.
“innalillahi, apa yah
tadi?” tanya Tita dalam hati. Tita yang sedari dulu menyukai dunia teka-teki
semakin tertantang dengan apa yang ia lihat barusan. Sosok kurus yang berlari
kencang didepannya semakin mebuat teka-teki. Jiwa wartawannya semakin terasah,
tertantang. Tanpa ada ketakutan sedikitpun ia menggowes sepedanya makin kencang
menembus dinginnya malam. Melewati beberapa tikungan, memasuki gang kecil.
Sosok kurus tersebut menghilang dibalik tikungan yang bercabang. Ke kanan atau kekiri? Fikirannya mencari cari
jawaban yang tepat. Hari sudah malam, ada kekhawatiran tidak dibukakan pintu
oleh ibu kost. Maklum kos-kosan Tita terkenal dengan disiplin yang ketat.
Tita menghela nafas, ada kecewa yang terpancar dari wajah
manisnya. Ia mungkin tidak menemukan lagi sosok kurus berkepala besar itu. Tita
membalikan sepedanya. Lemas. kalau saja ia lebih cepat menggowes sepedanya
mungkin sosok misterius itu tidak akan lenyap diperempatan jalan.
***
Tita terbangun ketika ada suara asing yang memanggilnya.
Entah suara apakah gerangan yang asing terdengar. Fikirannya nyaris terbang
pada kisah nyata seorang seniman Indonesia Sujana Kerton yang mengaku diculik
oleh sosok kurus berkepala besar hingga beberapa kejadian yang ia lihat dengan
sendirinya akhir-akhir ini. Aneh. Sejak kejadian itu Tita jadi terbiasa dengan
hal-hal pembicaraan aneh. Tapi ia tak percaya dengan hal berbau mistis seperti
di film-film Indonesia. Baginya Indonesia bukan negeri sarang dukun yang
masyarakatnya memiliki ketertarikan berlebih pada cerita mistis kampungan. Ia
mulai terbiasa dengan komunitas ‘The Gray Foundation” sebuah komunitas yang
concern dalam hal per-Alienan dan benda benda langit yang jatuh ke bumi.
“Key, lihat itu benda
aneh itu nampak kembali diatas pegunungan!” teriak Tita pada lelaki
berperawakan tinggi itu. Ruangan komplit dengan layar-layar 4 dimensi yang
canggih mulai ramai dengan beberapa member yang berceloteh tentang benda
misterius yang baru saja dilihat oleh Tita. Key yang memiliki nama asli Keyziro
dengan sigap menekan beberapa tombol dan memainkan dengan cepat jarinya diatas
keyboard komputer didepannya.
Keyziro yang pertama kali memperkenalkan Tita dengan
komunitas yang ia dirikan ini. pertemuannya berawal di beranda masjid kampus
saat Tita ingin mewawancarai beberapa mahasiswa yang akan bersyahadat siang
itu. Awalnya Keyziro seorang Budhaisme. Ia mahasiswa jurusan tekhnik pindahan
dari columbia university. Ayahnya bersuku Jawa ibunya Jepang dan mereka menetap
di New york selama kurang lebih 4 tahun. Keyziro menetap dan menjadi warga
negara asli Indonesia ketika ibunya meninggal setahun lalu. Ia memang amat
mencintai Indonesia, bukan hanya sebagai tanah kelahirannya tetapi juga karena
budaya yang memiliki magnet tersendiri baginya.
Keyziro menaikan sedikit kacamatanya yang turun, matanya
serius melihat kearah layar begitupun dengan Tita. Semua diruangan itu larut
dengan berbagai spekulasi tentang
benda misterius itu.
Malam itu kilauan cahaya terang ditengah padang rumput
yang luas hampir menyelimuti keseluruhan permukaan padang rumput. Bertenggerlah
sebuah benda raksasa yang hampir menyerupai sebuah piring. Sangat silau dan
nampaknya piringan tersebut seakan menyedot rasanya penasarannya hingga ia tak
sadar tengah berada didalam benda raksasa tersebut.
‘brakkkk!!!!’ pintu
baja itu tiba-tiba saja tertutup rapat. Nafas Tita terengah engah tak karuan, ia
berlari semakin kencang. Ada ketakutan yang mendalam, wajahnya pucat pasi.
Melompat dan menyusuri lorong-lorong dengan peralatan serba canggih. Pintu
diujung lorong segera tertutup dan bahkan hampir tertutup dalam hitungan detik.
3..2..1..’teet’ pintu pun tertutup rapat.
“help, help me. Open
the door please!!!” jeritnya keras meronta-ronta, memukul dan menendang pintu
yang tengah tertutup tersebut. Ada beberapa tombol disebelahnya. Tita berusaha
menekan-nekan tombol tersebut, sepertinya ada sandi yang belum terpecahkan.
Tita terus mencari cara untuk keluar dari tempat itu. Waktunya semakin sempit.
Ia tak mau sekelompok makhluk kurus berkepala besar itu menangkapnya menjadi
tawanan. Tita tak kehabisan akal, dilihatnya lubang kecil diatas ia segera menyusun
dua buah kotak yang memiliki tinggi sama dan segera naik keatasnya. ‘hap’ Tita
melompat, tangannya bergelayutan pada besi lubang tersebut. Sementara kakinya
sibuk mencari pijakan yang dapat mendorong badannya ke atas.
“alhamdulillah aman”
sambil mengelus dada dengan nafas yang terengah-engah. Sementara dibawah 2
sosok yang disinyalir bernama alien itu mencari-cari ekeberadaan Tita. Mereka
tak mengetahui ada lubang yang menjadi tempat persembunyian Tita tepat diatas
mereka. 2 sosok itu belum juga pergi, mereka masih mencari-cari keberadaan
Tita. Sementara itu, ia melihat pada lubang pengintai lainnya keyziro
tertangkap menjadi tawanan. Wajahnya lusuh dan lemah. Ingin sekali ia menolong
Keyziro. Dua orang penjaga selalu sigap dengan apa yang dilakukan Keyziro. Tapi
ia akan menjadi tawanan juga jika nekat menolong orang yang pertama kali
mengajaknya bergabung dengan the gray
foundation.
“ya Allah, apa yang
bisa aku lakukan untuk menolong dia?” gumamnya dalam hati.
“Sungguh ini tak
seperti yang aku kira sebelumnya!!!”. Wajahnya panik tak karuan. Semenit
kemudian...
‘prang’ Tita nekat memecahkan
kaca ketika dua penjaga tadi lengah. Tangannya cepat menarik Keyziro yang
terduduk lemah dipojok ruangan. Entah keberanian apa yang kini merasuki jiwa
Tita hingga dapat menjadi pahlawan buat Keyziro. Seperti ada semangat baru buat
Keyziro ketika ia tau bahwa Tita menjadi pahlawannya saat ini. mereka berlari
menyusuri lorong-lorong. Kali ini biarlah fikiran Key yang bekerja, ia lebih
faham akan hal ini dibanding Tita. Tombol-tombol pada sandi mulai mudah digunakan.
Jari-jari key dengan lincah menekan beberapa nomor penting untuk membuka semua
pintu. Dan diujung makhluk berkepala besar itu semakin mendekat...mendekat dan
kian mendekat
“tak ada kata lain
selain kita lawan mereka terlebih dahulu key!” seru Tita pada lelaki
disebelahnya.
“kamu siap?” tanya key
sambil menatap ke arah Tita.
“ok, sekarang!”
‘hap’ ‘bug’ ‘prang’
‘hyaaaaattttt’ ‘dug’. Tendangan kidal Tita tepat diatas kepala si monster
kepala besar tersebut. Begitupula dengan Keyziro jurus jujitsu yang diwariskan
kakeknya menjadi senjata andalannya detik ini. mereka terkepung, suara alarm
berbunyi, wajah mereka semakin panik. Kali ini Key yang menarik tangan Tita
untuk mengeluarkan jurus kaki seribu “lariiiiiiiii!!!!!!!!!” teriak Key sambil
menarik tangan gadis disebelahnya. Benda raksasa ini nampaknya semakin menjauh
dari pusat peredaran bumi. Ruang gelap yang exotic dengan ribuan gemerlap
bintang kini hadir didepan mata Tita.
“mati lah kita Key!!”
seru tita keras.
“kita akan lompat”
“gila!!kamu mau kita
mati terjatuh lalu dikerubuti oleh monster ruang angkasa dan kita menjadi seongok
daging yang membusuk hngga berubah menjadi tulang belulang?”
“pilihan kita hanya dua,
mati menjadi tawanan atau lompat keluar dari benda ini?”. sementara derap suara
kaki dengan cepat semakin mendekat. Sedetik kemudian....
‘lompaaaaatttt!!!!’
“aaaaaaaaaa!!!!” Tita terbangun
dari mimpi buruknya. Nafasnya sesak tak beraturan, keringat dingin keluar dari
pori-pori kulitnya hingga membanjiri piyama tidurnya.
“astaghfirullahal’adziim”
desahnya mencoba mengatur nafas. Ternyata Cuma sekedar mimpi buruk saja. Sejenak
Tita luapkan pada sujud disepertiga malam dan dilanjutkan dengan rutinitas
biasanya hingga menjelang siang.
Tita masih terfikir dengan mimpi yang ia alami semalam,
dua malam sebelum mimpi semalam dan masih banyak lagi teka-teki yang belum
terjawab. Lalu siapa sebenarnya mereka? Mengapa mereka ada dalam kehidupan
manusia? Apa mereka datang dari dimensi lain?. Jika dari planet lain, fakta dari
NASA membuktikan tak pernah ada sinyal radar yang menangkap gelombang kedatangan
mereka ke atmosfer bumi bahkan turun hingga ke bumi. Bintang terdekat saja dari
tata surya kita adalah bintang Alpha
centaury yang berjarak kurang lebih 4,3 tahun cahaya. Ini berarti apa yang
kita lihat hari ini adalah apa yang terlihat 4,3 tahun yang lalu. Apakah mereka
terbang secepat cahaya?kalau begitu akan membutuhkan waktu ribuan tahun untuk mereka
sampai ke planet kita. Lalu siapakah yang ia temui kemarin malam?
Instingknya semakin berfikir hebat, melalui diskusi
ilmiah dan berbincang dengan para pakar dibidangnya ada beberapa hipotesa yang
ia ambil kesimpulan. Walaupun belum sepenuhnya ia puas dengan jawaban tersebut.
‘aneh!! Tapi nyata’
bisiknya lirih.
Tita kembali menyusuri jalan yang pernah ia lewati
dimalam sebelumnya, suasana sunyi tanpa pedagang yang melintasi jalan tersebut.
Di perempatan jalan ini ia tepat melihat si sosok misterius itu. Berharap ia
akan dipertemukan lagi dengan sosok tersebut. Ada rasa takut yang menyelimuti
dirinya, tapi entah semuanya lenyap dengan seluruh penasaran yang ada sejak
lama.
semenit...dua menit
...tiga menit...tak ada tanda-tanda sedikitpun. Semakin malam penasarannya
semakin menjadi. Ia memang tidak melibatkan Key dalam misi kali ini. walaupun
beberapa kali Key meminta untuk menemani dengan alasan kekhawatiran. Dua puluh
menit berlalu dalam kesunyian malam yang semakin dingin. Suara lolongan anjing
diujunng jalan menambah ngeri suasana malam itu. Tita mensandarkan tubuhnya pada
tiang kecil dibelakangnya.lelah
“Astaghfirullah!!”
badannya gemetar dengan kucuran peluh yang menderas. Ada sesuatu yang menyentuh
pundaknya dari belakang. Tita berusaha seberani mungkin melihat siapakah
gerangan dibelakangnya dan....
Tumbanglah tubuhnya
dalam keterkejutan luar biasa.
***
“Tita bangun Tita” suara
lirih yang ia kenal menyadarkannya. Titapun terbangun dengan nafas yang tak
beraturan. Matanya mengarah kesegala penjuru. Dilihatnya Key berada tepat
disebelahnya ada Dea dan beberapa teman lainnya.
“Alieeeennnn, ada
alieenn!!”
“baru saja aku mlihat
Alien tepat didepan mukaku” semuanya saling bertatapan tak mengerti.
“maksudmu ini?” jari
lentik Dea menunjuk kearah seseorang berbadan kurus dengan rambut botak dan
ruas kepala lebih besar. semua mata tertuju kepada seseorang itu
“dialah yang menolongmu
dan membawamu kesini tita, dia manusia sama seperti kita hanya saja ia memiliki
kekurangan fisik pada ruas kepalanya. Seseorang tersebut tersenyum memamerkan
gigi-giginya yang hampir semuanya tanggal matanya yang besar memang membuat
semua orang takut kepadanya.