Senin, 02 Desember 2013

KISI-KISI UJIAN PRAKTEK TIK DAN OLAH RAGA KELAS 3A DAN B

OLAH RAGA : 1. Standar Kompetensi : Mempraktikkan berbagai variasi gerak dasar ke dalam permainan dan olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya 2. Kompetensi Dasar : Mempraktikkan variasi teknik dasar ke dalam modifikasi permainan bola kecil, serta nilai kerja sama, sportivitas, dan kejujuran 3. Indikator : • Melakukan tekhnik pegangan raket • Melakukan gerakan back hand dan fore hand memantul mantulkan kok dengan raket 4. Bentuk soal : Praktek TIK : 1. Membuat tabel data pemasukan dan pengeluaran uang jajan bulan November 2013 pada microsoft word dengan format sebagai berikut: (contoh) terlampir Tabel pemasukan dan pengeluaran uang jajan bulan November tahun 2013 Tanggal Hari Pemasukan Pengeluaran Saldo Jumlah 1 s/d 30

Selasa, 22 Oktober 2013

THE AMAZING AFIF

Semua pasti punya kegemaran, semua oarng pasti punya passion, punya minat dan punya kesukaan baik dalam hal barang, aktifitas, makanan dan lain-lain. Suatu hari aku berdiskusi dengan sahabat-sahabat kecilku di kelas 3 A mengenai anak kembar. Sorotan utamanya adalah Bulan dan Bintang. Karena, Bulan dan Bintang akan menjadi target introgasinya krucil-krucil tiga A hari itu. Tadinya ada beberapa anak-anak kembar selain Bulan dan Bintang yang menjadi target sasaran. Tetapi, setelah beberapa pertimbangan Bulan dan Bintang yang menjadi fokus utamanya. Mengapa? Karena anak kembar di kelas satu sedang serius belajar. Zaka dan Zaki juga sedang mengerjakan tugas dari wali kelasnya. Sedangkan Bulan dan Bintang sudah selesai dan mereka tinggal menanti hasil pekerjaannya dinilai oleh gurunya. Krucil-krucil itu bergegas menuju kelas empat, tentunya dengan wajah-wajah penasaran menggali keunikan anak kembar. Pertanyaan-pertanyaan diberondong kepada Bulan Bintang mulai dari karakter mereka, kebiasaan, cita-cita hingga kegemaran. Krucil-krucil 3 A kembali ke studio solahudin Al-Ayubi. Ruangan kelas tiga A yang sengaja aku sebut sebagai studio. Well, ruangan ini tempat aku dan anak-anak bereksplorasi, bereksperiment, berdiskusi, melaksanakan kegiatan, bahkan beraksi. Akhirnya mereka menemukan sendiri tentang karakteristik anak kembar yang ternyata serupa tapi tak sama. Wow! Benar-benar pengetahuan baru buat mereka semua. Aku melihat wajah-wajah haus ilmu tersebut sumringah saat aku jelaskan “semua orang punya kegemaran masing-masing...”. Nah, setelah aku jelaskan tentang kegemaran tersebut, ada anak yang dengan lugas bertanya “ Miss, Kegemarannya apa?”. Aku menjawab “membaca, menulis, jalan-jalan daaan....” aku sengaja memanjangkan kalimat ini agar terkesan membuat penasaran para krucil-krucil yang berada di kelas 3 A. “Dan apa miss??” Tanya Naya penasaran. “...dan becandain kalian...” dengan nada centil aku jawab rasa penasaran mereka dan mereka semua spontak tertawa renyah. Saat-saat riuh rendah suara mereka, salah satu anak bertanya kembali “ Miss sukanya kartun apa?” tanya Nuzli. Aku menjawab “Miss Suka Dragon Ball,Barbie dan Mickey Mouse. Tapi, paling suka ya Mickey mouse”. “wih, berarti kesukaannya miss, sama dengan kak Bintang yah???!” Seru Velika. Hari itu ternyata berakhir dengan pelajaran baru tentang watak manusia yang berbeda-beda. Tujuannya agar mereka lebih faham bahwa manusia satu dengan yang lain berbeda dan tidak sempurna jadi, kita harus saling memahami dan saling melangkapi. Hari berikutnya di studio plus lab kelas 3 A. Saat-saat akan keluar pada jam istirahat tiba-tiba seorang bocah yang tak asing dimataku bergegas mengajar langkahku menuruni anak tangga. Ia memanggilku, sejenak aku terdiam dan menoleh ke arahnya. “kenapa fif?” tanyaku padanya. Namanya Afif. Dia salah satu siswa yang unik di ruangan ini. Anaknya cerdas dan kreatif, dia juga punya kakak di kelas lima dan kakaknya sempat aku bimbing di kelas selama setahun. “Ini miss,buat miss” seru Afif kepadaku seraya menyodorkan segenggam penghapus berbentuk sepasang sendal jepit biru bergambar mickey mouse. Wihiiii...mataku langsung terbelalak dan bertanya penasaran, menyelidik “Ini beneran buat saya Fif?”. “Iya Miss, kan kemarin miss bilang suka sama mickey mouse dan ini buat miss yang kanan buat miss dan yang kiri buat Afif. Nah, kan kata miss kita itu harus saling melangkapi kaya sendal jepit. Miss simpan yah...ini buat persahabatan Afif sama miss Ovi” celoteh Afif sambil membulatkan matanya. Wajahnya tersenyum ceria, matanya berbinar ikhlas. Inilah pelajaran tentang arti persahabatan tanpa pandang usia, profesi, hingga jabatan aku guru dan kau murid. Persahabatan tidak mengenal batas tersebut dan inilah seorang bocah ingusan dengan segala keunikannya yang aku temui tapi bisa mengajarkanku tentang kehidupan. The Amazing Afif.

Jumat, 20 September 2013

ANAK-ANAK MEMANGGILKU MISS BARBIE



(Ini salah satu jembatan keakraban antara aku dan siswaku)
                Entah dari mana datangnya julukan ini menempel padaku. Awalnya cuma gara-gara si kembar. Siswiku yang terkenal cerdas dan kritisnya ini bertemu saat menghadiri pernikahan salah satu teman kerja ku di sekolah. dari situ dia pertama kali melihat aku berpakaian agak lucu dan unik dengan dress panjang coklat yang senada dengan jilbab, kemudian dipadu manset berwarna hitam polos. Nah, yang menjadi perhatian kedua bocah ini adalah wajahku yang mungkin terlihat berbeda dari sehari-hari disekolah. Miss Ovi yang tomboy, berkaca mata, cuek, dan jail ini pertama kalinya melepas kaca mata di depan siswi kedua bocah menggemaskan ini.
                Jujur saja, awalnya aku gak suka dipanggil itu. karena boneka itu adalah hal yang dimainkan. Sedangkan aku paling gak suka dipermainkan. Disamping itu aku memang gak pernah pakai make up. Boro-boro deh make up, bedak aja kagak punya...bleehh! nah, disitulah kali pertama BulBin (sembutan buat si kembar Bulan dan Bintang) melihatku tanpa kaca mata, tapi dengan menggunakan softlens berwarna gelap. Mataku juga sedikit aku hias dengan eye liner agar terlihat tidak pucat. Kalau bibir sih, yah...sekedar lipe ice yang suka di pake anak sekolahan. Itu pun udah lamaaaaa banget belinya. Mau tau kapan? Waktu jaman kuliah. Udah lima tahun yang lalu deh kira-kira. (Ketahuan deh umurnya -___-). Nah, dari situ deh, si anak ini berkomentar “Ini miss Ovi yah? Kok kalau gak pakai kaca mata cantik yah?kaya barbie”. Hiks...hiks...berarti kalau pakai kaca mata jelek dong say?*nangis*.
                Waktu berlalu. aku kira ia lupa dengan kejadian hari itu, tapi ternyata enggak. Justru dia makin heboh di sekolah bersama teman-temannya. Walhasil bukan hanya BulBin yang memanggilku miss barbie tapi juga Salsa, Nadhir, Cinta, Resta dan bahkan Daffa khairan si jenius menjulukiku dengan sebutan Miss Barbie dan mereka senang menyebutku itu karena sebagai jembatan keakraban dengan siswi-siswiku yang cantik-cantik ini. ternyata, dari keakraban ini aku dan mereka juga bisa membangun kepercayaan. walhasil, ketika mereka sudah nyaman dengan kita sebagai guru sekaligus temannya, aku kian mudah mengarahkannya kepada hal-hal yang positif ^_^


Selasa, 10 September 2013

Pulau Cantik di Utara Jakarta itu Tidung Island




Tidung oh...tidung. pulau indah diutara kota Jakarta. Jajaran pulau yang ternama menjadi seribu pulau. Gue berangkat pagi-pagi dari warung buncit. Malamnya gue sempet nginep di rumah Nadia bersama teman jadul jaman SD dulu. Dian lhe-lhe.
Alhamdulillah akhirnya bisa tidur juga. karena biasanya kalau keesokan harinya akan pergi berjalan ke negeri atanhat berantah, malamnya pasti gak bisatidur. Nginep dirumah nadia berasa jadi anak kos lagi bareng lhe-lhe. Hingga kahirnya tidur dan malam fajar semakin menggulung malam yang gelap.
“Ovyyyyyyyy banguuuuuuun” Nadia mengirim pesan lewat whatssApp. Gue tetap tak bergeming. Pulas. Masih bermimpi sudah berada di pulau tidung.
“Pii...udah bangun belom?” suara Nadia mengagetkan. Langsung saja gue duduk di pinggir dipan tempat tidur.
“Iya nad,” jawabku padanya.
“Lhe, bangun lhe!” seru ku pada lhe-lhe yang masih tertidur pulas.
Pukul 03.30. masih ngantuk! Akhirnya bangun juga dan yang penting mandiiiiiiii. Jangan sampai gak mandi, yang ada saat elo nanti nyebur untuk snorkling, ikan-ikan pada mabok.
Pukul 05.00 berkumpul di depan JMC sambil nunggu mobil charterarn. Disitu keliatan deh, muka-muka mupeng ke tidung. Hehehehe... setelah rombongan dari jaksel komplit, kita cuss ke muara angke ketemu sama mbak Gina eh, abang Ginanjar dan kawan-kawan maksudnya.
Aroma muara angke mulai tercium. Bau ikan busuk dicampur bau keringat para  pedagang ikan  yang alamaaakkkk!!! Jalanan becek, gak ada ojek, abis ujan pula. Gue dan gerombolan masuk ke atas kapal. Kapal feri pun mulai bergerak menuju pulau tidung. Di kapal itu bukan hanya kita tapi ada wisatawan dari rombongan lain yang bergabung. Serunya itu saat mau menuju kapal yang digunakan, gue harus lompat dari kapal ke kapal lain untuk sampai pada kapal yang udah dibooking buat rombongan kita. Huiwww...challange banget boooo.
3 jam menyusuri lautan pulau jawa di utara Jakarta. Mulai dari airnya yang hitam dan bau hingga airnya yang jernih dan pasir yang putih seperti mutiara. Dikanan kiri banyak pula-pulau lain. Ada pulau onrust yang terkenal dengan keangkerannya, pulau bidadari, pulau rambut yang banyak burung-burungnya serta pulau pari tempat perkembang biakan  bintang laut.
Yeee...sampai juga kan di pulau tidung!!!!!!!!!!!  Airnya itu looohh bening banget. Warnanya hijau toska mingkilap bagai mutiara. Beuhh lebay! Ya iyalah beneran, pulau yang sangat menawan. Bikin mata gak berkedip melihat jernihnya air laut yang seperti kolam renang. Sesampainya di pulau tidung guwe langsung ceck in penginapan. Penginapannya sederhana tapi nyaman banget. Dan serunya lagi disebelah rumah sudah bertengger sepeda yang bisa digunakan sewaktu waktu untuk keliling pulau. Asik kan? Lo semua mau tau bayarnya berapa??? Trip kali ini relatif murah dan puas. Cuma dengan 300 ribu aja, udah dapet fasilitas yang oke, bisa snorkling, sepeda, penginapan, makan tiga kali dengan menu yang terjamin, babrbeque time, ditambah guide kita juga asik deh orangnya hehehe. Pokoknya trip gue kali ini bener-bener berkesan dan kalian pembaca blog acak adul ini yang belum pernah ke Tidung. Pulau tidung di utara Jakarta bisa jadi salah satu objek wisata alternatif buat liburan kalian. Dari pada jauh-jauh ke luar negeri, ternyata di negeri sendiri masih banyak objek wisata yang menawan dan belum kita kunjungi. Berbganggalah kita jadi warga Indonesia. Karena selain kaya akan budayanya, Indonesia kaya akan budidaya laut dan alamnya. Bravo Indonesia!!!

Pulau Cantik di Utara Jakarta itu Tidung Island




Tidung oh...tidung. pulau indah diutara kota Jakarta. Jajaran pulau yang ternama menjadi seribu pulau. Gue berangkat pagi-pagi dari warung buncit. Malamnya gue sempet nginep di rumah Nadia bersama teman jadul jaman SD dulu. Dian lhe-lhe.
Alhamdulillah akhirnya bisa tidur juga. karena biasanya kalau keesokan harinya akan pergi berjalan ke negeri atanhat berantah, malamnya pasti gak bisatidur. Nginep dirumah nadia berasa jadi anak kos lagi bareng lhe-lhe. Hingga kahirnya tidur dan malam fajar semakin menggulung malam yang gelap.
“Ovyyyyyyyy banguuuuuuun” Nadia mengirim pesan lewat whatssApp. Gue tetap tak bergeming. Pulas. Masih bermimpi sudah berada di pulau tidung.
“Pii...udah bangun belom?” suara Nadia mengagetkan. Langsung saja gue duduk di pinggir dipan tempat tidur.
“Iya nad,” jawabku padanya.
“Lhe, bangun lhe!” seru ku pada lhe-lhe yang masih tertidur pulas.
Pukul 03.30. masih ngantuk! Akhirnya bangun juga dan yang penting mandiiiiiiii. Jangan sampai gak mandi, yang ada saat elo nanti nyebur untuk snorkling, ikan-ikan pada mabok.
Pukul 05.00 berkumpul di depan JMC sambil nunggu mobil charterarn. Disitu keliatan deh, muka-muka mupeng ke tidung. Hehehehe... setelah rombongan dari jaksel komplit, kita cuss ke muara angke ketemu sama mbak Gina eh, abang Ginanjar dan kawan-kawan maksudnya.
Aroma muara angke mulai tercium. Bau ikan busuk dicampur bau keringat para  pedagang ikan  yang alamaaakkkk!!! Jalanan becek, gak ada ojek, abis ujan pula. Gue dan gerombolan masuk ke atas kapal. Kapal feri pun mulai bergerak menuju pulau tidung. Di kapal itu bukan hanya kita tapi ada wisatawan dari rombongan lain yang bergabung. Serunya itu saat mau menuju kapal yang digunakan, gue harus lompat dari kapal ke kapal lain untuk sampai pada kapal yang udah dibooking buat rombongan kita. Huiwww...challange banget boooo.
3 jam menyusuri lautan pulau jawa di utara Jakarta. Mulai dari airnya yang hitam dan bau hingga airnya yang jernih dan pasir yang putih seperti mutiara. Dikanan kiri banyak pula-pulau lain. Ada pulau onrust yang terkenal dengan keangkerannya, pulau bidadari, pulau rambut yang banyak burung-burungnya serta pulau pari tempat perkembang biakan  bintang laut.
Yeee...sampai juga kan di pulau tidung!!!!!!!!!!!  Airnya itu looohh bening banget. Warnanya hijau toska mingkilap bagai mutiara. Beuhh lebay! Ya iyalah beneran, pulau yang sangat menawan. Bikin mata gak berkedip melihat jernihnya air laut yang seperti kolam renang. Sesampainya di pulau tidung guwe langsung ceck in penginapan. Penginapannya sederhana tapi nyaman banget. Dan serunya lagi disebelah rumah sudah bertengger sepeda yang bisa digunakan sewaktu waktu untuk keliling pulau. Asik kan? Lo semua mau tau bayarnya berapa??? Trip kali ini relatif murah dan puas. Cuma dengan 300 ribu aja, udah dapet fasilitas yang oke, bisa snorkling, sepeda, penginapan, makan tiga kali dengan menu yang terjamin, babrbeque time, ditambah guide kita juga asik deh orangnya hehehe. Pokoknya trip gue kali ini bener-bener berkesan dan kalian pembaca blog acak adul ini yang belum pernah ke Tidung. Pulau tidung di utara Jakarta bisa jadi salah satu objek wisata alternatif buat liburan kalian. Dari pada jauh-jauh ke luar negeri, ternyata di negeri sendiri masih banyak objek wisata yang menawan dan belum kita kunjungi. Berbganggalah kita jadi warga Indonesia. Karena selain kaya akan budayanya, Indonesia kaya akan budidaya laut dan alamnya. Bravo Indonesia!!!

Sabtu, 17 Agustus 2013

Hembusan Doa untuk Masa Depanku

Duhai Rabbi, sesungguhnya Engkaulah Pemilik hati...
Yang menumbuhkan kerinduan dalam diriku untuk bertemu belahan jiwaku. Menciptakan kasih sayang di antara kami agar tenteram hidupku dan merasakan kebahagiaan atas indahnya ciptaan-Mu.

Duhai Rabbi, jika tak pernah cukup amalku membawaku ke surga Mu, berikanlah aku seorang imam yang akan mendoakanku menjadi bidadari surganya hingga doanya menjadi salah satu alasan bagi-Mu mengisi salah satu surga-Mu dengan aku.
Duhai Rabbi, jika tak pernah mampu aku memberatkan timbangan amalku dengan ibadahku sendiri, berikanlah aku seseorang yang membuatku mengabdikan diri kepadanya sebagai bukti cintaku kepada-Mu, agar ridhanya menjadi kunci bagiku membuka surga-Mu.
Duhai Rabbi, andai itu semua tak layak untukku, pertemukanlah aku dengan jiwa baik yang kurindu itu, yang mengaitkan cintanya hanya kepada-Mu, yang akan kumuliakan dalam pernikahan yang tenteram 
hingga semakin kuat cintaku kepada-Mu
Hingga kami berkumpul dalam naungan kasih sayang-Mu
Dan maafkan kami atas kesalahan kami yang pernah memburu cinta yang hadir tanpa-Mu, 
yang datang tidak atas nama-Mu ...
Dan biarkanlah kami menjadi hamba yang mengisi menara-menara langit-Mu, 
yang Kau janjikan akan terisi dengan mereka yang saling mencintai karena-Mu
Doa diambil dari buku Sejuta Pelangi karya Oki Setiana Dewi :)

Selasa, 30 Juli 2013

Survey pembagian toples kue lebaran with trans 7 and kotak oren

Minggu 27 Juli 2013. guwe dapet project yang lumayan baru nih dari om hilal ahmad. mentor di komunitas yang sekarang guwe gelutin bareng teman-teman penulis. apa lagi kalau bukan SFBC. ramadhan ini, guwe dapat project pembagian toples kue lebaran buat warga kampung pemulung di pinggiran rel poltangan pasar minggu. 

semalam sebelumnya, guwe mendapat pesan via whatssApp dari mbak hesti seorang founder dari kotak orange. seharusnya bukan guwe sendirian yang ikut andil dalam kegiatan ini, tapi disitu ada mas zaky yang memang sudah faham tentang daerah pemukiman pemulung poltangan tersebut. nah, paginya....mas zaky, cancel untuk pendampingan survey di poltangan pasar minggu. ya sutralah tinggal guwe sendiri dari SFBC yang mewakili. yup, the time must go on gak mungkin dong guwe cancel juga karena mas Zaky gak jadi ikut. hasilnya, siang itu aku berkelana bersama teman-teman kotak orange. 

kami bertemu di pom bensin volvo. maaf, lagi-lagi guwe telat seperampat jam *dezigh*. mbak hesti dan tim trans 7 udah nunggu. Tambah lagi, handphone sengaja guwe matiin buat menghemat bathrei. kami berputar-putar daerah poltangan, para penunjuk jalan yang kami tanyakan sungguh terlalu menyesatkan. gak tau deh, menyesatkan karena guwe yang buta daerah situ, atau sesat karena panas yang menyengat seperti kompor meleduk siang itu. 

guwe berputar-putar dengan motor konvoi bareng mas ferdi adiknya mbak hesti. orangnya friendly banget sama deh kaya mbak hestinya. akhirnya, setelah beberapa lama kita tersesat gara-gara si penunjuk jalan anaknya ibu siswanto itu bablas meninggalkan kami, sampai juga di kawasan pemulung yang ternyata tadi sudah kita lalui hiks...hiks...*jadi pengen nangis* gara-gara tersesat T_T.

sesampainya kami di pemukiman pemulung pinggir rel kereta pasar minggu, terbayarnya panasnya perjuangan kami saat tersesat. akhirnya kami bertemu dengan anak-anak pemulung dan warga pemulung poltangan. Menyusuri pinggir rel kereta api bersama kawan-kawan dari kotak oren dan trans7 yang oke banget.  nah, kali ini baru survey nih, tanggal lima Agustus nanti kita baru action membagikan toples kue lebaran ke pemukiman pemulung pasar minggu. buat temen-temen yang mau bergabung lihat cp dibawah ini yah...


 saat menyusuri pinggir rel kereta bersama tim kotak oren and trans7
 ini ceritanya mau moto siapa yah....foto mbak hesti sama si ibu or mas ferdi???#gagalfokus

cp: 081381345078 PIN 2580047B @ovisofwilwidad (ovi)

Kamis, 18 Juli 2013

Hari yang konyol with miss April



                I
ni hari emang hari paling konyol dalam seminggu ini. Kenapa aku bilang dalam seminggu karena dalam sebulan sering kali aku mengalami hal konyol dengan berbagai varian rasa. Wedeh...varian rasa, kaya jualan makanan ada strawberry, mellon, cincau, pare sampe empedu. Loh? Semakin ke sini kenapa kekonyolannya semakin pahit ya? Akrena hidup itu gak semua manis kadang manis, pedas, kadang sepet, bahkan pahit seperti pare.
Selasa, 16 Juli 2013
                “Siapa yang mo ikut akooohh??” teriakku di kantor sekolahan. Profesiku sebagai guru muda, yang katanya masih ababil mengenalkanku pada dunia mikro kehidupan ini.
                “Ikut kemana jeng?” tanya salah satu rekan kerjaku bernama wiwi.
                “Ikut ke bank yuk nyetor,” ajakku padanya.
                “Berarti aku dapat uang ongkos nemenin doong?” jawab wiwi sumringah. Mereka memang manganggapku banyak uang. Alhamdulillah sih, bersyukur saja aku memang serba kecukupan setiap mau beli ini dan itu rasanya Allah mencukupinya bahkan terkadang menambahkan dengan cara yang tidak kita kira. Lagi-lagi bukan karena aku banyak uang tapi karena mungkin imbas dari rasa syukurku selama ini.  
                “Lah, pake minta ongkos kan saya mau nyetor ke WC,” jawabku datar kepada wiwi dan disambut dengan wajahnya yang inocent itu memanyunkan bibir tipisnya. Aku terbahak melihat wajahnya yang semula cantik seperti alisa subandono berubah menjadi omas wati. Jauh banget kan ngejatuhinnya.
                Yup, niat pertama setoran ke bank ajaib itu selesai. Aku pun bersiap-siap untuk berkelana sambil ngabuburit menunggu maghrib. Akhirnya aku lempar lagi pertanyaan yang sama seperti tadi.
                “Siapa yang mau ikut akoooh???” Semua tak ada yang bergeming. Mereka nampaknya sudah malas dengan kejailanku sebelumnya.
                “Serius nih...mau ngabuburit. Aku mau ke Gramedia Depok,” tuturku sambil merapikan tas ranselku siang itu.
                “Guwe ikut Vi, guwe ikut!” seru April dengan gaya ramainya yang seperti pasar pindah. Temen aku yang satu ini memang sedikit gokil bin picicilan. Di sekolah sebenarnya nggak boleh ngomong guwe karena pada aturan mainnya seperti itu. tapi, wanita yang sebenarnya anggun ini sering kali keceplosan kalau sedang bicara dengan aku atau teman-teman lainnya. April juga hobi jalan-jalan hingga sekarang, ditambah partner kerjanya dari dulu semenjak ditempati di sekolah ini selalu dengan anak-anak muda yang jomblo tapi bahagia hobi ngebolang macam aku. Padahal udah emak-emak dengan anak satu. Seakan tak ingat dengan statusnya sebagai seorang ibu, April dengan semangat ikut aku berkelana menjelajah margonda yang metropolis.
                “Ya udah yuk, tapi nanti pulangnya gimana?rumahku kan jauh banget,” tanyaku
                 “Ya elah kaga usah rempong deh sekarang banyak angkot dimana-mana, suami aku juga pulangnya malem kaanya mau main futsal dulu.”
                “Okelah, kita cabut, cuss ke Gramedia” ajakku semangat.
                                                                                                ***
Gramedia Depok, 14.00 AM
                Sampai di basement toko buku terbesar di kota Depok. Sepanjang jalan tadi, kami berbicara banyak hal dari masalah penempatan wali kelas, anak-anak hingga bicara bumbu dapur yang naiknya drastis melonjak kaya manjat tebing ngos-ngosan kalau liat struk belanjaan yang mahalnya bikin kepala sampai botak. Dalam parkiran UG Gramedia, sempat-sempatnya April meledek bapak satpam yang cemberut. Sampai aku tertawa geli dengan banyolan isengnya. Karena saking, konsentrasinya aku tertawa sampai-sampai salah masuk parkiran mobil. Mataku memang agak-agak siwer, padahal kacamatanya sudah tebal. Hampir saja aku lurus masuk ke perkiran mobil-mobil di parking area. Buru-buru aku membelokkan kuda besiku untuk berbalik arah dan turun ke tempat parkir paling bawah. Lalu memarkirkan motorku disitu.
                “Aduh...enak yah siang gini kalau ada es?” kataku.
                “Gila lu Vi, Istighfar!” serunya terkejut.
                “Maksudnya esyamsi wa dhuha ha...” jawabku dengan membaca awalan surat Asyams itu. Tangan April spontan menoyor kepalaku.
                Sesampainya kami di dalam gedung toko buku, aku menuju  rak buku horor. Niat ku memang ingin mengececk keberadaan buku terbaruku yang sudah mulai dipasarkan di toko-toko buku. Beberapa buku horor yang sepadan dengan bukuku juga bertengger di sisi kanan dan kirinya. Mulai cerita hantu Jakarta, horo 13 yang covernya kata teman sekomunitasku bilang “Covernya idiiiihhh banget” hingga cerita horor kejahatan.
                Aku mengambil salah satu buku diantaranya lalu kubaca sebagiannya. Sungguh, aku penasaran dengan buku horor yang katanya covernya idiiih banget itu. tapi, sayangnya itu buku belum ada yang dibuka plastiknya. “Ini tanggal tua cyiiinn...lagi nggak ada post untuk beli buku di tanggal segini.” Gumamku dalam hati. Akhirnya aku cukup menikmati jejeran cover-covernya saja dengan mata empatku.
                Tak cukup disitu, setan dikepalaku membisikan aku untuk membuka salah satu covernya. Tapi dilain hal, aku kan tak berniat untuk membelinya. Kalau aku rusak plastiknya aku takut ketahuan dari CCTV dan satpam-satpam itu.  Tanganku meraih ragu-ragu buku horor 13 itu, belum ada satu pun plastiknya yang terbuka. Bahkan secara nakal, tanganku mulai menggesek-gesek keras plastik buku tersebut agar terlihat ketidak sengajaanku yang konyol ini.
                “Permisi mbak, saya mau ambil bukunya,” kata seorang lelaki yang aku taksir masih kuliah di semester-semester pertama ini. ‘wedehh brondong’ . Lelaki itu mengambil salah satu buku yang memang aku incar dengan santainya. Tangan lelaki itu masuk kedalam rak hingga ketengah-tengah tumpukan buku-bukunya dan hap! Ia berhasil mengambil dan membawa buku yang telah telanjang tanpa sampul plastik.
                “Tuh, kan elo sih oon,” kata temanku April.
                “Biasanya itu kan ada ditengah-tengah,” April mengomentari keculunanku hari itu.
                                                                                                ***
                “Lama-lama guwe pegel Vi.”
                “Ya udin deh duduk aja sana cari di pojokan,” kataku pada ibu beranak satu ini. tanpa berlama-lama aku dan April mencari tempat PW atau Posisi Wenak yaitu di pojok belakng rak di depan kaca jendela toko. Posisi tersebut memang posisi yang paling favorite bagi para pembaca-pembaca kere akhir bulan seperti ku. Rasa hati ingin beli buku tapi dewi rupiah sedang tidak berpihak pada dompet-dompet di tanggal-tanggal tua.
                Aku berlari kecil menuju tempat PW tersebut. syukur-syukur tidak ramai seperti jalanan margonda. Aku melongok ke belakang rak di pojokan yang aku tuju.
                “Innalillahi...” kataku dalam hati. Takjub melihat pengunjung di toko buku ini yang setengahnya ternyata ada di tempat PW ini.
                “Kaya pepes Pril, pada selonjoran di lantai,” bisikku pada April. April pun terkekeh geli melihat pemandangan kampung nelayan dengan jejeran ikan teri yang dikeringkan oleh panas matahari seketika pindah ke dalam toko buku  gramedia ini.
                Aku pun ikut serta dalam pemandangan itu. semoga tak ada kamera pengintai atau CCTV. Karena jika ada, aku akan menjadi ikan buntal diantara pepesan ikan-ikan teri ini. Maklum, saat aku lihat-lihat bodyku paling seksehh diantara yang lain.
                Semenit dua menit hingga sepuluh menit berlalu dengan santainya. Buku yang kubaca pun hampir di bab ke tiga. Wihi cepet banget. Itu baca buku apa cuma kebat kebet doang yah?
                “Maaf, silahkan pindah ditempat lain, dilarang baca buku di atas lantai!” seru satpam berbadan tinggi berkulit agak gelap kepada kami yang berada di tempat PW itu. “lagi enak-enak juga...-iya deh ganggu kesenangan aja nih satpam.” Seru beberapa orang yang berada disitu.  
                “Baru kali ini guwe diusir secara terhina ama seorang satpam kaya begini,” gumamku dalam hati. Mana diliatin banyak orang, lagi puasa, laper. Haduuhh bener-bener nasib!!!
                Setelah aku puas membaca beberapa buku saat kejadian tadi, segera aku ajak April untuk pulang. Lelah, kelaperan, kucel, pegel-pegel sampai wajah penuh minyak menambah kusutnya kejadian siang itu. Mungkin, minyak diwajah ini bisa jadi energi alternatif pengganti minyak goreng atau bensin premium. kemudian aku dan April turun menggunakan eskalator yang bentuknya sangat imut. saking capeknya, April mengajakku duduk di eskalator yang sedang berjalan turun tersebut. spontan aku ikuti saja petuahnya karena aku pun kelelahan dan betis ku membengkak akibat menggunakan sepatu yang ada hells'nya. sambil memencet-mencet keypad balck berry dan memelototi layarnya dengan serius, aku tak sadar eskalator sudah sampai bawah dan seharusnya para pengguna keluar dari eskalator tersebut. namun, aku masih tak sadar sehingga tubuhku tak bisa berdiri dan hampir terjepit kemudian terjerembab di ujung eskalator yang masih berjalan. sedangkan April tanpa berdosa mentertawakan aku yang masih sulit berdiri. -____-
                Aku beranjak pergi dari toko itu. Membayar parkir motor yang wajah penjaganya ditekuk tanpa senyum, persis seperti uang seribuan yang lecek.
                “Senyum dikit napa mas....” April si emak-emak rempong ini lagi-lagi menggoda jahil petugas loket parkir tersebut.
                “Kualat loh Pril, nanti doai nggak redo.” Jawabku sekenanya. Masa bodo dengan komentarku. Baginya petugas jasa itu yah harus tampil apik dengan senyum. Akhirnya aku mencoba meng-gas si kuda besi itu setelah selesai urusan pembayaran parkir tadi.
                Jalanan keluar dari parking area gramedia menanjak. Ku nyalakan motorku yang sebelumnya mati secara tiba-tiba lalu meng-gasnya tanpa mengontrol posisi gigi ada di gigi satu, gigi dua atau gigi rontok.
                ‘BREEM!!’
                “E...e...mundur Pril, mundur Pril, nggak kuat nanjak, nggak kuat nanjak!” seruku panik. April yang duduk di belakang boncenganku sama paniknya dan segera turun. Mobil mewah dengan pengendara yang wajahnya mewah juga dibelakang motorku yang akan keluar, membunyikan klaksonnya tak sabar. Mereka pun panik karena takut mobilnya terkena bamper belakang motorku yang dekil ini. Takut kena virus sial, apa kena virus konyol kali yah...hehehe. Arpil lalu berjalan hingga ke atas sambil sumpah serapah seperti nenek-nenek yangn kehabisan sirih.
                Aku dan April pulang ke rumahku. Niatnya ia akan kerumah saudaranya di sukmajaya. Tapi, karena orangnya nggak ada jadilah dia ikut denganku pulang kerumah. Sore ini aku juga ada janji dengan Rita, teman lamaku yang punya butik kecil. Aku berniat untuk membeli baju kepadanya. Aku ajak saja April sekalian, siapa tau dia tertarik untuk beli baju.
                Aku jalankan motorku ke rumah Rita sambil beberapa kali tanya sana dan tanya sini. Tapi sesampainya di dekat rumah Rita.
                “Maaf Vi, guwe adanya jam lima.”
                “Yaa, padahal guwe udah deket rumah lo Rit,” jawabku lemas. Aku pun membelokan motorku pergi menuju jalan pulang. Dalam perjalanan, beberapa kali April mengeluh.
                “Kalau disuruh balik lagi guwe keder Vi liat jalanan komplek,” Tuturnya padaku.
                Sesampainya dirumah, aku ajak April solat dan segera menyiapkan buka puasa. Tukang es campur tujuan pengembaraan kita kali ini. beli es campur untuk buka puasa dengan ibuku. Aku pun segera pamit dan pergi mencari keberadaan es campur itu. jalanan komplek yang mavet dengan pedagang di pinggir kanan kiri jalan hingga kendaraan yang diparkir sembarangan membuat jalanan ini mampet kaya selokan depan rumah yang mengakibatkan banjir.
                Setalh mendapatkan es campur, aku kembali kerumah Rita. Suasana menjelang maghrib, fikirku akan keburu sampai di rumah pas maghrib tiba, tapi ternyata aku justru mendadak buka puasa di rumah Rita karena sampai lokasi rumahnya tepat ketika azan berkumandang. Berasa minta bukaan puasa sama Rita. Malunya tingkat benua asia. Tambah lagi aku dan April disangka mau priksa hamil lagi maghrib-maghrib mentang-mentang badanku ‘langsing’ #ups. Akhirnya aku bertemu Rita yang sudah hampir belasan tahun nggak ketemu. Rita temanku itu pindah saat kita mau naik ke kelas dua SD. Nah, sejak itu ia benar-benar hilang dari peredaran. Dunia blackberry akhirnya menemukan kami kembali dalam kondisi yang berbeda. Rita yang dahulu jutek bin judes sekarang telah bermetamorfosa menjadi seorang wanita yang anggun walaupun Allah belum mempercayainya untuk memiliki seorang buah hati setelah dua tahun menikah.
                Kekonyolan tak sampai disitu. Setelah urusan aku dan Rita selesai, kami pergi pulang. Kasihan ibu dirumah buka puasa sendirian. Jalanan keluar dari rumah rita itu melewati tanjakan curam dengan tiga level yanng berbeda-beda. Pokoknya tanjakan itu kadang buat para pengandara yang nggak bisa mengontrol gigi motornya was-was takut nggak bisa naik. Khususnya bagi para pengendara motor pemula. Sampailah aku di tanjakan tiga level tersebut. dengan hati was-was, aku merapalkan doa-doa mensugesti diriku dan motorku untuk kuat nanjak. Gigi motor telah aku kontrol sebaik mungkin, sayangnya yang kupakai kali ini bukan motorku, melainkan motor tua adikku yang dijuluki ‘si Bala’karena sering kali mogok dan ngadat tiba-tiba. Aku memegang pegangan gas ‘si Bala’ dengan penuh konsentrasi, sugesti dan doa-doa agar kejadian tadi siang tak terulang kembali di sini. Tapi, dalam perjalanannya, beberapa kali aku harus dibuat panik oleh motor tua ini, karena hampir saja keluar tanda-tanda akan mogoknya brebet, seperti seorang kakek-kakek yang  bengek dan batuk-batuk. Jika saja si Bala bisa bicara dia akan berkali-kali minta pensiun dini karena di naiki oleh dua orang yang sama sekali tidak bisa dikatakan langsing!