Kamis, 08 Januari 2015

PAPANDAYAN ITU BERBAHAYA!



24 Desember 2014 hari yang paling ditunggu tunggu belakangan kemarin. "Alhamdulillah... aku dilamarr!!!" #ups bukan deh. sampia saat ini belum ada yang deket and ngeklik denganku. loh, kok malah curcol mbak??maklumlah jomblonya kelamaan kwkwkwkw...oke, oke 24 Desember kemarin aku menunggu-nunggu untuk mendaki gunung Papandayan. Gunung yang berada di kabupaten garut tepatnya. Terakhir mendaki gunung itu adalah merapi sekitar tahun 2013 yang lalu kemudian pernah juga ke gunung gede pangrango walaupun saat itu tidak sampai ke puncaknya, hanya sampai ke kandang badak saja. Nah, sekarang aku diajak oleh kawan-kawan pramuka JSIT untuk mendaki gunung Papandayan. 
Awalnya pendakian ini ditujukan untuk pembina pramuka SIT yang terdiri dari para guru guru keren. tapi karena momment liburan banyak yang pulang kampung dan ada beberapa keberatan dari yang sudah memiliki anak kecil, akhirnya pendakian tersebut hanya diikuti oleh 10 orang guru asli yang lainnya KW alias profesi diluar pendidikan. akhirnya pendakian team kami terbagi menjadi dua kelompok perempuan dan dua kelompok laki-laki semuanya berjumlah 9 srikandi dan 9 pendaki laki-laki. yup, pendaki perempuan biasanya menamai dirinya adalah srikandi. entah dari mana datangnya uangkapan itu. Tapi, selama aku bergabung dengan komunitas hijau di sekolah menengah kata kata srikandi sering terucap oleh kakak senior yang memanggil kami para pendaki perempuan. 
Persiapan perjalanan dimulai dengan pesan REMPONG. Yup, karena banyak sekali standar safety yang sudah tak ku punya. walhasil jalan terakhir adalah sewa dan pinjam meminjam. Sleeping Bag sewa Rp. 7000/hari. carier udah gak punya akhirnya pakai ransel punya najwa-myrihlah.blogspot.com. tenda sewa dari SDIT Al-Fatih melalui kak rini dan harga sewanya adalah harga teman tapi sayangnya aku lupa -___-. akhirnya lengkaplah sudah standar safety milik ku walaupun dengan standar yang bener-bener standarrrr. 
tanggal 24, Rabu 2014 akhirnya kita berangkat dari terminal kampung rambutan bersama para pendaki lain dengan tujuan yang sama. Kota garut. di Garut memang ada beberapa object pendakian yaitu Papandayan, Cikuray dan gunung Guntur. Jadi wajarlah kalau di bus yang kami tumpangi kebanyakan isinya para pendaki-pendaki keren semua cihaaaaaa. Sampai di Garut subuh hari daaan welcome to the jungle
Setelah dari terminal Garut kita sholat subuh, sarapan kue pancong dan roti lalu cau ke Camp David pos pendakian pertama. Subhanallah, Allahu Akbar suasana pegunungan yang memanjakan mata tersaji seperti hamparan permadani hijau. sejuknya kota garut dan suasana pasar yang beriak dengan suara khas pasar tradisional membawa aku pada penjelajahan yang 'Indonesiaku banget'. Jalanan yang berliku, tikungan tajam, bumi perkemahan sun rise yang oks bingit dengan gelaran karpet alam yang hijau menambah takjub akan kekuasaan Allah yang maha besar. di dalam mobil pick up aku dan cewek-cewek kece ini bercerita banyak hal dari kota garut, tebak-tebakan lucu, dan sempet-sempetnya ada yang dandan. Pakai pensil alis, sunblock bibir, dll. Yah namanya juga cewek yah gak jauh-jauh deh dari kaca hehehehe. Mobil pick up yang saya tumpangi akhirnya berhenti sejenak di warung kelontongan sebelum mencapai titik awal pendakian untuk melengkapi logistik saat di atas gunung nanti dan setelah itu langsung berangkat kembali menuju camp david.
Camp David adalah titik awal pendakian papandayan. Para pendaki diharuskan melapor dan membayar biaya masuk ke gunung papandayan sebesar Rp.4000 / orang. Bagi yang ingin mendaki tapi tidak membawa carir yang berat-berat. Disana juga ada jasa porter yang dapat disewa untuk membawa barang-barang para pendaki. Nah, disinilah petualangan dan pengalaman itu semakin memompa detak jantung. Aku melihat para porter yang luar biasa tersebut berjalan melintasi bebatuan cadas, besar di kawasan kawah papandayan. Mereka membawa barang-barang para pendaki yang menyewa jasa mereka. Jalanan yang terjal mereka lalui tanpa takut jatuh ataupun terpeleset padahal jalanan tersebut bukan jalan bagi pengendara motor.
Setelah melewati perkawahan papandayan yang menyajikan keindahan ekstreem dengan bunyi suara kawah kita disajikan dengan pemandangan tebing-tebing curam, jurang, dan hutan papandayan yang diujungnya masih terekam jejak longsoran dari puncaknya. Jalanan tanah liat yang agak rusak, kemudian sungai kecil yang jembatannya justru berada di atas. Setelah sungai kecil jalan landai bebatuan dengan tebing di kanan dan jurang di kiri yang dibawahnya terdapat satu danau kecil dengan hamparan hutan perdu mellukiskan betapa maha besarnya sang pencipta. Disitu, tak hentinya aku mengucap syukur dan doa yang pernah diajarkan kedua orang tuaku saat melihat tanda-tanda kekuasaan Allah. “Rabbana ma kholaqta hadzaa batilan, fasubhanaka faqina a’dza bannar”. Satu yang paling menakjubkan adalah jejak pendaki nekat yang turun ke jurang dan mengabadikan nama mereka dengan batuan sehingga terlihat dari jalanan landai pendakian.
Bahaya! akhirnya sampai di pos 2 yang bertuliskan “wajib lapor”. Awalnya aku kira inilah pondok saladah tetapi ternyata bukan. Padahal disitu aku sudah seneng-seneng mau buka tenda dan langsung mau istirahat. Tetapi kata salah satu kawan kami “Bukan, pondok saladah masih naik lagi” ucapnya sambil terkekeh. Disitu kami beristirahat sejenak, padahal diperjalanan dari camp david udah berkali kali kita istirahat juga sambil foto foto gak jelas. Akhirnya setelah membeli cilok yang ada di pos 2 itu, kami melanjutkan perjalanan menuju pondok saladah. Sungguh berjuta cerita menemani kami dalam perjalanan hingga sampai ke pondok saladah. Alhamdulillah.
suasan pasar Samarang



jalan terjal


Add caption
ikut-ikutan jadi photografer dadakan
tebing longsoran




pemandangan pondok selada dari puncak gunung

banyak pendaki cilik

Banyak photografer dadakan

di pinggir hutan mati, di sisi jurang kawah

Toilet di atas gunung yanng jadi primadona
Ketemu soulmate

Capek, tapi tetep sadar kamera

Inilah hal-hal yang paling BERBAHAYA di gunung papandayan :
1.     Bahaya, papandayan itu adalah gunung yang masih aktif dan memiliki beberapa kawah belerang yang menyemburkan aroma belerang.
2.    Bahaya buat kalian yang gak kuat dingin, karena kalau gak bawa perlengkapan standar udara dingin itu akan menusuk ke rulang
3.      Bahaya ternyata papandayan itu di hari libur sangatlah ramai oleh para wisatawan
4.      Bahaya, ternyata jalanannya itu ada yang tanah liat jadi buat para petualang amatiran kaya aku, pasti nagih balik lagi ke sini
5.      Bahaya, ternyata keindahannya melebihi yang kita kira.
6.   Bahaya, ada 3 toilet di atas gunung yang kece benget dan jadi primadona. Mangkanya gak pernah sepi nih toilet (kalah deh mall)
7.     Bahaya, karena kita semakin ciut dengan pemandangan sekitar. Apalagi di hari libur sekolah akan banyak pendaki cilik yang kita temui membuat kita seakan-akan kalah banget sama mereka yang kecil tapi bernyali besar
8.  Bahaya, karena kita akan bertemu dengan para pendaki yang sociable, care dan pantang menyerah
9.      Bahaya, karena ada beberapa warung, tukang cilok dan bakso ikan di pinggang gunung (Pondok Saladah). Jangan sampai uang abis Cuma gegara jajan cilok. -__-
10.  Bahaya, ternyata kamu bakalan nagih untuk mendaki gunung ;).

"JANGAN MENINGGALKAN SESUATU SELAIN JEJAK, JANGAN MEMBUNUH SELAIN WAKTU, JANGAN MENGAMBIL APAPUN SELAIN GAMBAR"

11 komentar:

  1. Luar biasaa.. subhanallah.

    BalasHapus
  2. Makacih mas broo...kapan muncak lagi?;)

    BalasHapus
  3. Bahaya kalo gak baca artikel ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha...ternyata ada kak nanang toh. Makasih ya udah mampir

      Hapus
  4. Balasan
    1. Kwkwkwkkw. Bahaya kalau cuci kaki di kawah😅

      Hapus
  5. Pendaki gunung itu pasti orang2 tangguh deh. Karena saya aja bayangin udah ga kuat duluan haha
    Dan itu jg para pendaki merasa tidak bosan,masih ingin menjajal takhlukan gunung yg lain bahkan lebih tinggi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener bgt, nggun. Tapi setelah nikah belum nanjak2 lagi. Alasannya suami takut saya capek. Progmilnya gagal deh. Yg jelas kalau udah sekali naik gunung, nagih deh...

      Hapus
  6. Jika mampu menaklukkan terjalnya alam, bisa dipastikan dengan mudah mampu mengarungi alur kehidupan. Hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga...dan ini sedang mengarungi true life dengan sebenar-benarnya

      Hapus