Selasa, 22 Januari 2013

MIMPIKU



karya pertama siswa SDIT Darojaatul'uluum
Bintang qa’alia KM

Hai teman, perkenalkan namaku Bintang Qa’alia Kintan Maharani. Aku biasa dipanggil Bintang. Lucunya dibelakang namaku ada kepanjanganku yang disingkat menjadi KM. Yah, itu singkatan dari Kintan Maharani. Sekarang aku duduk dikelas 3 SD. Sekolah tempatku berbagi banyak pengalaman baru. Bukan hanya pengalaman tapi juga ilmu. Ilmu yang mengajariku tentang banyak hal.
            Suatu hari di kelas yang disi oleh banyak teman-temanku yang cerdik. Ibu guruku selalu bertanya tentang mimpi. Tentang bintang terang dalam hidup atau yang biasa diucapkan guruku adalah ‘spot light’. Awalnya aku bingung dengan bahasa-bahasa ibu guruku yang tak aku mengerti. Bagiku dia terlalu cerdas untuk mengajarkan kelas setingkat aku. Tapi, justru karena kata-kata yang tak kufahami itulah aku terpacu untuk lebih banyak tau, dan lebih banyak bertanya pada ibu dan ayahku.
“teman-teman, siapa disini yang punya mimpi?” tanya ibu guruku pagi itu. Sontak semua teman-teman mengangkat tangannya. Mereka semua berbicara tentang mimpi-mimpi mereka. Tepat. Mereka tak berfikir panjang, mereka hanya bercerita tentang mimpinya semalam dalam tidur pulasnya.
“aku, miss, aku mimpi ketemu ultrament” cerita Haidar pada ibu guru. Miss, itu adalah sebutan ibu guru di sekolahku. Sedangkan guru laki-laki kami menyebutnya ustad. Jadi ustad dan miss kami akrab memanggil pahlawan tanpa tanda jasa itu.
“baik haidar, mimpi kamu hebat... semoga kamu gak bertemu Gozila saja yah Haidar” sambut ibu guruku yang bernama Miss Ovi. Kompak teman-teman pun tertawa lepas
            Sebenarnya aku tau yang dimaksudkan ibu guruku itu adalah mimpi kita dimasa depan. Beberapa siswa memang sudah faham tentang mimpi dan cita-citanya. Seperti Mutya yang ingin menjadi Dosen, Mitha sahabatku yang bermimpi menjadi atlet taekwondo,, si tampan Mico yang ingin seperti Leonel Messi serta si cerdas Fahri yang bermimpi menjadi seorang arsitek.
            Aku sering berfikir, mimpi teman-temanku keren-keren. Bagaimana dengan aku??apa aku tak punya mimpi? Apa mimpiku belum lekat di kepala sehingga aku masih ragu dengan mimpiku sendiri? Apa mimpiku terlalu muluk-muluk dan berlebihan ketika aku bercita-cita menjadi pengusaha wanita yang sukses, atau aku sekedar ingin menjadi seperti ibuku, menjadi seorang ibu yang cerdas dan menghasilkan anak-anak yang cerdas pula.
            Aku kembali terlamun dalam cita-cita masa depanku, apa kabar aku kelak? Siapa kawan-kawanku kelak? Hingga ada dimanakah aku nanti? Anganku mulai terbang bersama bintang-bintang terangku, bersama angin yang membawa pergi segala lamunan ini. Seandainya kelak entah mau jadi apa aku. Aku hanya ingin menjadi diriku sendiri. Aku suka menulis, merekam segala kejadian yang aku lalui dalam kehidupanku. Hari ini dan seterusnya.  Seandainya kelak aku menjadi penulis terkenal, sukses pastinya menyenangkan sekali jika kelak aku punya buku yang aku tulis sendiri. Mungkin bukan hanya sekedar buku tapi pabrik buku yang isinya berbagai macam buku-buku .
“mbak Bintang kan? Yang penulis buku itu kan???” lamunanku terbang berimajinasi seakan-akan aku telah dewasa. Saat itu pun orang akan mengenalku sebagai Bintang sang penulis. Mereka akn mengejarku dan minta tanda tangan di atas lembar pertama buku karyaku yang mereka miliki.
‘duaarrr’ mimpiku sejenak terlepas dari bayang-bayang. Teringat kembali kata-kata ibu guruku yang aku kagumi. Dilah Miss Ovi. Seorang guru muda yang amat lincah dan memiliki kegemaran yang sama denganku. Dialah sosok yang selama ini mendorongku untuk menggapai cita-cita, seperti bintang-bintang yang berkelip indah dilangit malam. Seperti namaku juga. Dia seorang guru, dia juga seorang penulis. Aku menyukai cerpen-cerpennya, menyukai gaya menulisnya dan menyukai style yang cuek pada dirinya. miss Ovi  pernah bilang ”jadilah pemimpi yang terbangun kemudian mandi dengan air dingin dan bergerak secepat angin menuju mimpi itu”. Ada lagi kata-katanya yang aku catat dalam otakku salah satunya “ jika kita mau menggapai mimpi maka berusaha dan bekerja keraslah dengan giat dan tekun barulah mimpi kita akan terwujud” aku akan terus belajar untuk menggapai mimpiku. Aku juga ingin kalian mencoba mimpi yang telah kalian tulis dalam kehidupan kalian. Jangan jadi pecundang yang kalah sebelum semuanya tercapai sobat, ketika mimpi itu hadir tepat diatas mata ku, betapa bahagianya dua orang yang paling aku cintai. Ayah dan ibuku. Aku ingin coretanku pada selembar kertas lusuh, menjadi inspirasi buat semua yang membacanya. Bukan hanya untuk hari ini tapi untuk selamanya. Untuk kita para pemenang yang tak pernah takut memperjuangkan mimpi dalam hidup kita.    

1 komentar: