Taukah sobat bahwa
buah tak jauh dari pohonnya?? Ya iyalah, kalau jauh berarti buahnya udah
dimakan orang terus dibuang sembarangan hehehehe. Nah, ini bukan cerita
tentang buah-buahan sih, beneran deh bukan kalau gak percaya belahlah
dadaku (masyur S mode on)., bukan juga tentang pepohonan, tapi tentang
cerita kekonyolan anak dan bapaknya. Hihihihi
Sebelum nulis ada sedikit warning nih sob, don’t try this at home Ok!.
Waktu itu aku dan ayah
pergi ke salah satu tempat undangan pernikahan rekan kerja ayah. Memang
ayahpun cerita kalau sebenarnya ayah ku juga lupa orangnya yang mana.
Secara ayah bilang waktu itu yang mengundang adalah klient semasa ayah
masih di bagian pemeliharaan jalan. Sedangkan sekarang ayah sudah di
bagian lainnya. Akhirnya aku menemani ayah pergi ketempat pesta acara
yang pada hari itu berlangsung di daerah Cijantung sedangkan ibu sedang
ada urusan dalam negeri katanya waktu itu seraya berbisik kepadaku.
Sabtu Minggu di daerah Depok dan sekitarnya pasti macet. Yah apa lagi kalau bukan karena
tumbuhnya janur kuning di setiap gang ‘prikitiewwww’. Nah akhirnya
sampailah aku dan ayah di depan mall Cijantung. Kemudian ayah bertanya
“undangannya mana?”
“lah, mana ovi
tau,liat bentuknya aja gak tau” jawabku. Ayah mulai panik, mencari-cari
cara. Mau maju menghadiri acara atau mundur lalu kembali pulang?”.
Ternyata alhamdulillah, ayah menemukan dan masih menyimpan contact
clientnya tersebut yang bernama Adjie. Lalu bersiaplah kami
berputar-putar selama 30 menit di Cijantung. Setiap janur kuning yang
terpampang, wajahku akan menengok dengan seksama ke arah janur tersebut.
okelah, akhirnya ayah dan anak ini sudah kelelahan berputar-putar di
Cijantung. Cacing-cacing di perutku sudah bermain bola, mungkin ada yang
maen kasti juga kali yah??!!? Hehehe.
Semenit setelah kondisi ini ayahku mematikan mesin mobilnya dan dengan santainya ayah bilang
“nih, udah sampai kan
katanya di depan toko obat. Namanya Adjie juga kok” seru ayah kepadaku
dengan PeDenya. Lalu masuklah aku dan ayah ke dalamnya. Karena kondisi
yang lapar, akhirnya kami tak mengikuti antrean untuk salaman kepada
mempelai. Ayah langsung mengajakku ke meja prasmanan dan dengan
gembiranya aku langsung menyambar satu menu dengan menu yang lain
kemudian konsentrasi melahap semua yang sudah ada di piring. Aku melihat
ayah juga sudah selesai makan. Maka dari itu aku mengajak ayah untuk
bersalaman dengan si mempelai langsung cuss pulang. Setelah langkah aku
dan ayah ke depan pintu ruangan tempat si mempelai dipajang, wajah ayah
berubah aneh. Ayah kemudian mundur dan berbisik kepadaku
“kayaknya ini bukan temen ayah vi”
‘nah loh’
“terusss?” tanyaku panik sambil menahan tawa
“kita balik kanan aja
yuk diem-diem sebelum ketauan”. Dan berbalik lah kami menuju parkiran
sambil tertawa geli dengan kejadian hari ini.
“Semoga tak ada orang
yang memperhatiakn gerak gerik mencurigakan aku dan ayah hari ini ;p”
ujarku dalam hati sambil senyum-senyum kegelian dengan kejadian langka
hari ini.
Lho patutlah sewaktu majlis pernikahan aku dulu kamu sama ayah tak mampir-mampir ^_^
BalasHapusiya soalnya sengaja nyasar-nyasar dulu ke pernikahan lain biar makan pagi, siang malamnya gratisan..*pura2 salah masuk*
BalasHapus