Senin, 21 Januari 2013

like father like daughter

Taukah sobat bahwa buah tak jauh dari pohonnya?? Ya iyalah, kalau jauh berarti buahnya udah dimakan orang terus dibuang sembarangan hehehehe. Nah, ini bukan cerita tentang buah-buahan sih, beneran deh bukan kalau gak percaya belahlah dadaku (masyur S mode on)., bukan juga tentang pepohonan, tapi tentang cerita kekonyolan anak dan bapaknya. Hihihihi
Sebelum nulis ada sedikit warning nih sob, don’t try this at home Ok!.
Waktu itu aku dan ayah pergi ke salah satu tempat undangan pernikahan rekan kerja ayah. Memang ayahpun cerita kalau sebenarnya ayah ku juga lupa orangnya yang mana. Secara ayah bilang waktu itu yang mengundang adalah klient semasa ayah masih di bagian pemeliharaan jalan. Sedangkan sekarang ayah sudah di bagian lainnya. Akhirnya aku menemani ayah pergi ketempat pesta acara yang pada hari itu berlangsung di daerah Cijantung sedangkan ibu sedang ada urusan dalam negeri katanya waktu itu seraya berbisik kepadaku.
Sabtu Minggu di daerah Depok dan sekitarnya pasti macet. Yah apa lagi kalau bukan karena tumbuhnya janur kuning di setiap gang ‘prikitiewwww’. Nah akhirnya sampailah aku dan ayah di depan mall Cijantung. Kemudian ayah bertanya
“undangannya mana?”
“lah, mana ovi tau,liat bentuknya aja gak tau” jawabku. Ayah mulai panik, mencari-cari cara. Mau maju menghadiri acara atau mundur lalu kembali pulang?”. Ternyata alhamdulillah, ayah menemukan dan masih menyimpan contact clientnya tersebut yang bernama Adjie. Lalu bersiaplah kami berputar-putar selama 30 menit di Cijantung. Setiap janur kuning yang terpampang, wajahku akan menengok dengan seksama ke arah janur tersebut. okelah, akhirnya ayah dan anak ini sudah kelelahan berputar-putar di Cijantung. Cacing-cacing di perutku sudah bermain bola, mungkin ada yang maen kasti juga kali yah??!!? Hehehe.
Semenit setelah kondisi ini ayahku mematikan mesin mobilnya dan dengan santainya ayah bilang
“nih, udah sampai kan katanya di depan toko obat. Namanya Adjie juga kok” seru ayah kepadaku dengan PeDenya. Lalu masuklah aku dan ayah ke dalamnya. Karena kondisi yang lapar, akhirnya kami tak mengikuti antrean untuk salaman kepada mempelai. Ayah langsung mengajakku ke meja prasmanan dan dengan gembiranya aku langsung menyambar satu menu dengan menu yang lain kemudian konsentrasi melahap semua yang sudah ada di piring. Aku melihat ayah juga sudah selesai makan. Maka dari itu aku mengajak ayah untuk bersalaman dengan si mempelai langsung cuss pulang. Setelah langkah aku dan ayah ke depan pintu ruangan tempat si mempelai dipajang, wajah ayah berubah aneh. Ayah kemudian mundur dan berbisik kepadaku
“kayaknya ini bukan temen ayah vi”
‘nah loh’
“terusss?” tanyaku panik sambil menahan tawa
“kita balik kanan aja yuk diem-diem sebelum ketauan”. Dan berbalik lah kami menuju parkiran sambil tertawa geli dengan kejadian hari ini.
“Semoga tak ada orang yang memperhatiakn gerak gerik mencurigakan aku dan ayah hari ini ;p” ujarku dalam hati sambil senyum-senyum kegelian dengan kejadian langka hari ini.

2 komentar:

  1. Lho patutlah sewaktu majlis pernikahan aku dulu kamu sama ayah tak mampir-mampir ^_^

    BalasHapus
  2. iya soalnya sengaja nyasar-nyasar dulu ke pernikahan lain biar makan pagi, siang malamnya gratisan..*pura2 salah masuk*

    BalasHapus