Rabu, 19 Desember 2012

AWAS ADA ALIEEENNN!!!!!



“Tita...!!!” suara teriakan seorang gadis bernada sopran memanggil. Tita si gadis berkerudung itu pun dengan cepat mencari arah suara yang lebih mirip gelas pecah tersebut.
“kenapa De?” tanyanya segera.
“semua orang sedang ramai membicarakan perbincangan kita semalam di kamar”
“maksud kamu si makhluk berkepala besar tersebut?”
“tepat sekali. Alien”. Jawabnya semangat
            Dea menarik cepat tangan temannya dan berlari menuju keramaian yang ia maksudkan tadi. Benar saja, semua orang ramai membicarakan makhluk ruang angkasa yang akhir-akhir ini ramai diperbincangkan. Entah dari mana asal percakapan tersebut tapi keramaian perbincangan ini memang seperti yang ia alami kemarin malam.
            Malam itu, sekitar pukul 21.00 selepas hujan, jalanan yang basah dan cuaca yang dingin dan lembab. Tak biasanya memang jalanan ini sepi. Biasanya ada beberapa pedagang yang berjualan dipinggir jalan ini, tapi sekarang tidak. Sunyi dan senyap.
“innalillahi, apa yah tadi?” tanya Tita dalam hati. Tita yang sedari dulu menyukai dunia teka-teki semakin tertantang dengan apa yang ia lihat barusan. Sosok kurus yang berlari kencang didepannya semakin mebuat teka-teki. Jiwa wartawannya semakin terasah, tertantang. Tanpa ada ketakutan sedikitpun ia menggowes sepedanya makin kencang menembus dinginnya malam. Melewati beberapa tikungan, memasuki gang kecil. Sosok kurus tersebut menghilang dibalik tikungan yang bercabang.  Ke kanan atau kekiri? Fikirannya mencari cari jawaban yang tepat. Hari sudah malam, ada kekhawatiran tidak dibukakan pintu oleh ibu kost. Maklum kos-kosan Tita terkenal dengan disiplin yang ketat.
            Tita menghela nafas, ada kecewa yang terpancar dari wajah manisnya. Ia mungkin tidak menemukan lagi sosok kurus berkepala besar itu. Tita membalikan sepedanya. Lemas. kalau saja ia lebih cepat menggowes sepedanya mungkin sosok misterius itu tidak akan lenyap diperempatan jalan.
***
            Tita terbangun ketika ada suara asing yang memanggilnya. Entah suara apakah gerangan yang asing terdengar. Fikirannya nyaris terbang pada kisah nyata seorang seniman Indonesia Sujana Kerton yang mengaku diculik oleh sosok kurus berkepala besar hingga beberapa kejadian yang ia lihat dengan sendirinya akhir-akhir ini. Aneh. Sejak kejadian itu Tita jadi terbiasa dengan hal-hal pembicaraan aneh. Tapi ia tak percaya dengan hal berbau mistis seperti di film-film Indonesia. Baginya Indonesia bukan negeri sarang dukun yang masyarakatnya memiliki ketertarikan berlebih pada cerita mistis kampungan. Ia mulai terbiasa dengan komunitas ‘The Gray Foundation” sebuah komunitas yang concern dalam hal per-Alienan dan benda benda langit yang jatuh ke bumi.
“Key, lihat itu benda aneh itu nampak kembali diatas pegunungan!” teriak Tita pada lelaki berperawakan tinggi itu. Ruangan komplit dengan layar-layar 4 dimensi yang canggih mulai ramai dengan beberapa member yang berceloteh tentang benda misterius yang baru saja dilihat oleh Tita. Key yang memiliki nama asli Keyziro dengan sigap menekan beberapa tombol dan memainkan dengan cepat jarinya diatas keyboard komputer didepannya.
            Keyziro yang pertama kali memperkenalkan Tita dengan komunitas yang ia dirikan ini. pertemuannya berawal di beranda masjid kampus saat Tita ingin mewawancarai beberapa mahasiswa yang akan bersyahadat siang itu. Awalnya Keyziro seorang Budhaisme. Ia mahasiswa jurusan tekhnik pindahan dari columbia university. Ayahnya bersuku Jawa ibunya Jepang dan mereka menetap di New york selama kurang lebih 4 tahun. Keyziro menetap dan menjadi warga negara asli Indonesia ketika ibunya meninggal setahun lalu. Ia memang amat mencintai Indonesia, bukan hanya sebagai tanah kelahirannya tetapi juga karena budaya yang memiliki magnet tersendiri baginya.
            Keyziro menaikan sedikit kacamatanya yang turun, matanya serius melihat kearah layar begitupun dengan Tita. Semua diruangan itu larut dengan berbagai spekulasi tentang benda misterius itu.
            Malam itu kilauan cahaya terang ditengah padang rumput yang luas hampir menyelimuti keseluruhan permukaan padang rumput. Bertenggerlah sebuah benda raksasa yang hampir menyerupai sebuah piring. Sangat silau dan nampaknya piringan tersebut seakan menyedot rasanya penasarannya hingga ia tak sadar tengah berada didalam benda raksasa tersebut.
‘brakkkk!!!!’ pintu baja itu tiba-tiba saja tertutup rapat. Nafas Tita terengah engah tak karuan, ia berlari semakin kencang. Ada ketakutan yang mendalam, wajahnya pucat pasi. Melompat dan menyusuri lorong-lorong dengan peralatan serba canggih. Pintu diujung lorong segera tertutup dan bahkan hampir tertutup dalam hitungan detik. 3..2..1..’teet’ pintu pun tertutup rapat.
“help, help me. Open the door please!!!” jeritnya keras meronta-ronta, memukul dan menendang pintu yang tengah tertutup tersebut. Ada beberapa tombol disebelahnya. Tita berusaha menekan-nekan tombol tersebut, sepertinya ada sandi yang belum terpecahkan. Tita terus mencari cara untuk keluar dari tempat itu. Waktunya semakin sempit. Ia tak mau sekelompok makhluk kurus berkepala besar itu menangkapnya menjadi tawanan. Tita tak kehabisan akal, dilihatnya lubang kecil diatas ia segera menyusun dua buah kotak yang memiliki tinggi sama dan segera naik keatasnya. ‘hap’ Tita melompat, tangannya bergelayutan pada besi lubang tersebut. Sementara kakinya sibuk mencari pijakan yang dapat mendorong badannya ke atas.
“alhamdulillah aman” sambil mengelus dada dengan nafas yang terengah-engah. Sementara dibawah 2 sosok yang disinyalir bernama alien itu mencari-cari ekeberadaan Tita. Mereka tak mengetahui ada lubang yang menjadi tempat persembunyian Tita tepat diatas mereka. 2 sosok itu belum juga pergi, mereka masih mencari-cari keberadaan Tita. Sementara itu, ia melihat pada lubang pengintai lainnya keyziro tertangkap menjadi tawanan. Wajahnya lusuh dan lemah. Ingin sekali ia menolong Keyziro. Dua orang penjaga selalu sigap dengan apa yang dilakukan Keyziro. Tapi ia akan menjadi tawanan juga jika nekat menolong orang yang pertama kali mengajaknya bergabung dengan the gray foundation.
“ya Allah, apa yang bisa aku lakukan untuk menolong dia?” gumamnya dalam hati.
“Sungguh ini tak seperti yang aku kira sebelumnya!!!”. Wajahnya panik tak karuan. Semenit kemudian...
‘prang’ Tita nekat memecahkan kaca ketika dua penjaga tadi lengah. Tangannya cepat menarik Keyziro yang terduduk lemah dipojok ruangan. Entah keberanian apa yang kini merasuki jiwa Tita hingga dapat menjadi pahlawan buat Keyziro. Seperti ada semangat baru buat Keyziro ketika ia tau bahwa Tita menjadi pahlawannya saat ini. mereka berlari menyusuri lorong-lorong. Kali ini biarlah fikiran Key yang bekerja, ia lebih faham akan hal ini dibanding Tita. Tombol-tombol pada sandi mulai mudah digunakan. Jari-jari key dengan lincah menekan beberapa nomor penting untuk membuka semua pintu. Dan diujung makhluk berkepala besar itu semakin mendekat...mendekat dan kian mendekat
“tak ada kata lain selain kita lawan mereka terlebih dahulu key!” seru Tita pada lelaki disebelahnya.
“kamu siap?” tanya key sambil menatap ke arah Tita.
“ok, sekarang!”
‘hap’ ‘bug’ ‘prang’ ‘hyaaaaattttt’ ‘dug’. Tendangan kidal Tita tepat diatas kepala si monster kepala besar tersebut. Begitupula dengan Keyziro jurus jujitsu yang diwariskan kakeknya menjadi senjata andalannya detik ini. mereka terkepung, suara alarm berbunyi, wajah mereka semakin panik. Kali ini Key yang menarik tangan Tita untuk mengeluarkan jurus kaki seribu “lariiiiiiiii!!!!!!!!!” teriak Key sambil menarik tangan gadis disebelahnya. Benda raksasa ini nampaknya semakin menjauh dari pusat peredaran bumi. Ruang gelap yang exotic dengan ribuan gemerlap bintang kini hadir didepan mata Tita.
“mati lah kita Key!!” seru tita keras.
“kita akan lompat”
“gila!!kamu mau kita mati terjatuh lalu dikerubuti oleh monster ruang angkasa dan kita menjadi seongok daging yang membusuk hngga berubah menjadi tulang belulang?”
“pilihan kita hanya dua, mati menjadi tawanan atau lompat keluar dari benda ini?”. sementara derap suara kaki dengan cepat semakin mendekat. Sedetik kemudian....
‘lompaaaaatttt!!!!’
“aaaaaaaaaa!!!!” Tita terbangun dari mimpi buruknya. Nafasnya sesak tak beraturan, keringat dingin keluar dari pori-pori kulitnya hingga membanjiri piyama tidurnya.
“astaghfirullahal’adziim” desahnya mencoba mengatur nafas. Ternyata Cuma sekedar mimpi buruk saja. Sejenak Tita luapkan pada sujud disepertiga malam dan dilanjutkan dengan rutinitas biasanya hingga menjelang siang.
            Tita masih terfikir dengan mimpi yang ia alami semalam, dua malam sebelum mimpi semalam dan masih banyak lagi teka-teki yang belum terjawab. Lalu siapa sebenarnya mereka? Mengapa mereka ada dalam kehidupan manusia? Apa mereka datang dari dimensi lain?. Jika dari planet lain, fakta dari NASA membuktikan tak pernah ada sinyal radar yang menangkap gelombang kedatangan mereka ke atmosfer bumi bahkan turun hingga ke bumi. Bintang terdekat saja dari tata surya kita adalah bintang Alpha centaury yang berjarak kurang lebih 4,3 tahun cahaya. Ini berarti apa yang kita lihat hari ini adalah apa yang terlihat 4,3 tahun yang lalu. Apakah mereka terbang secepat cahaya?kalau begitu akan membutuhkan waktu ribuan tahun untuk mereka sampai ke planet kita. Lalu siapakah yang ia temui kemarin malam?
            Instingknya semakin berfikir hebat, melalui diskusi ilmiah dan berbincang dengan para pakar dibidangnya ada beberapa hipotesa yang ia ambil kesimpulan. Walaupun belum sepenuhnya ia puas dengan jawaban tersebut.
‘aneh!! Tapi nyata’ bisiknya lirih.
            Tita kembali menyusuri jalan yang pernah ia lewati dimalam sebelumnya, suasana sunyi tanpa pedagang yang melintasi jalan tersebut. Di perempatan jalan ini ia tepat melihat si sosok misterius itu. Berharap ia akan dipertemukan lagi dengan sosok tersebut. Ada rasa takut yang menyelimuti dirinya, tapi entah semuanya lenyap dengan seluruh penasaran yang ada sejak lama.
semenit...dua menit ...tiga menit...tak ada tanda-tanda sedikitpun. Semakin malam penasarannya semakin menjadi. Ia memang tidak melibatkan Key dalam misi kali ini. walaupun beberapa kali Key meminta untuk menemani dengan alasan kekhawatiran. Dua puluh menit berlalu dalam kesunyian malam yang semakin dingin. Suara lolongan anjing diujunng jalan menambah ngeri suasana malam itu. Tita mensandarkan tubuhnya pada tiang kecil dibelakangnya.lelah
“Astaghfirullah!!” badannya gemetar dengan kucuran peluh yang menderas. Ada sesuatu yang menyentuh pundaknya dari belakang. Tita berusaha seberani mungkin melihat siapakah gerangan dibelakangnya dan....
Tumbanglah tubuhnya dalam keterkejutan luar biasa.
***
“Tita bangun Tita” suara lirih yang ia kenal menyadarkannya. Titapun terbangun dengan nafas yang tak beraturan. Matanya mengarah kesegala penjuru. Dilihatnya Key berada tepat disebelahnya ada Dea dan beberapa teman lainnya.
“Alieeeennnn, ada alieenn!!”
“baru saja aku mlihat Alien tepat didepan mukaku” semuanya saling bertatapan tak mengerti.
“maksudmu ini?” jari lentik Dea menunjuk kearah seseorang berbadan kurus dengan rambut botak dan ruas kepala lebih besar. semua mata tertuju kepada seseorang itu
“dialah yang menolongmu dan membawamu kesini tita, dia manusia sama seperti kita hanya saja ia memiliki kekurangan fisik pada ruas kepalanya. Seseorang tersebut tersenyum memamerkan gigi-giginya yang hampir semuanya tanggal matanya yang besar memang membuat semua orang takut kepadanya.




















                                                                                                                              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar