Rabu, 18 Januari 2012

Mendidik vs Mengajar



Mendidik itu ibarat bermain layang-layang. Tarik ulur dalam menghadapi siswa. Ada kalanya kita ulur benangnya agar terbang lebih tinggi ada kalanya pula kita tarik seraya mengerem laju terbang layang-layang. Begitu pula dalam mendidik. Guru maupun orang tua harus memiliki jutaan strategi yang jitu beserta ‘mantra’ untuk anak-anak yang mereka hadapi.
            Pada dasarnya mendidik dan mengajar memiliki makna yang berbeda. Namun banyak orang yang mengatakan kedua kata ini adalah sama. Mendidik memiliki makna yang lebih luas ketimbang mengajar. Jhon dewey mengartikan bahwa pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia. Sedangkan dalam UUD no 20  tahun 2003 menyebutkan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Sedangkan mengajar menurut Herman Hudoyo (1990:6) diartikan sebagai suatu kegiatan dimana guru menyampaikan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki kepada anak didik.
                Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa mendidik adalah sebuah proses pembelajaran yang panjang agar dapat menciptakan generasi berikutnya yang lebih baik. Lebih jauh pengertian mendidik adalah upaya seseorang dalam sebuah proses perbaikan. Mendidik tidak hanya mengembangkan potensi kerja otak dan fikiran tetapi juga mengembangkan potensi yang dimiliki oleh hati, menyentuh perasaan dengan empati serta membangun sebuah peradaban baru dengan tindakan.
                Dalam mendidik, proses mengajar juga tak dapat dipisahkan. Mengajar adalah salah satu bagian dalam mendidik. Di dalam buku Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Kurikulum Sekolah Dasar (1994:3) disebutkan bahwa mengajar adalah menciptakan situasi yang mampu merangsang siswa untuk belajar. Dari pengertian ini menyebutkan tentang situasi yang dalam hal ini adalah kondisi ruang kelas in door maupun out door.
Kebanyakan dari masyarakat kita sering kali salah mengartikan perbedaan yang amat mendasar ini. Banyak dari kita yang mengartikan bahwa mendidik sama dengan mengajar.tak sedikit dari pula yang mengartikan proses mengajar dan mendidik yaitu suatu proses di dalam kelas yang berjenjang dan berakhir dengan ujian akhir sekolah.
Mengajar memiliki makna yang lebih simple. Karena mengajar hanyalah kegiatan penyampaian pesan sekaligus informasi dari seorang guru kepada murid(Transfer of knowledge) sedangkan mendidik memiliki makna yang lebih luas bukan hanya sekedar transformasi ilmu pengetahuan dan informasi melainkan juga dapat mengubah suatu kebiasaan sikap dan mental manusia menjadi lebih baik.
Mengajar lebih bersifat teknis yang menciptakan sebuah teori sedangkan mendidik lebih bersifat  fundamental. Mengajar bisa jadi hanya dilaksanakan dalam jangkauan ruang dan waktu yang ditentukan, sedangkan mendidik dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun. Dalam teologi kaum muslim Allah swt mendidik rasulullah semenjak dari rahim siti aminah ibunya hingga rasulullah dapat menjadi orang terpilih yang sangat berpengaruh diseluruh dunia. Rasulullah dididik semenjak dalam rahim ibunya untuk menjadi orang yang sabar dan tawakkal. Karena pada saat itu pula Allah memanggil ayah rasulullah Abdullah untuk terlebih dahulu meninggalkannya.  Sedangkan Allah mulai mengajarkan rasulullah semenjak wahyu pertama diturunkan di gua hira. Pada saat itu Allah yang langsung mengajarkan kepada rasulullah kata pertama dalam surat Al-Alaq yaitu Iqra yang berarti bacalah. Bagitu pula seorang bayi yang masih didalam perut seorang ibu. Bayi tersebut telah didik oleh ibunya dengan rangsangan-rangsangan yang baik. Tak jarang pula ibu tersebut seraya berbicara pada bayi yang masih dikandungnya untuk mengungkapkan harapan-harapannya kelak.
Masih jelas dalam ingatan ketika ada seorang ibu yang sedang mengandung diberi petuah oleh orang tuanya tentang sebuah etika tidak boleh ini dan itu karena akan berimbas kepada anak yang sedang dikandungnya kelak. Mungkin beberapa orang akan mengatakan hal ini adalah suatu yang “jadul” mengingat petuah-petuah dan nasehat banyak yang dikaitkan dengan hal yanng tak masuk akal. Namun hal ini tidak akan akan mendapat label “jadul” jika kita amati secara seksama. hal ini sangatlah masuk akal jika dilihat dalam kacamata psikologi. Karena secara tidak langsung ibu tersebut telah mendidik bayinya menjadi seseorang sepertinya. Baik maupun buruk.
Kita dapat menyimpulkan dari dua kisah diatas. Bahwa mendidik mengandalkan seluruh panca indera hingga hati dan perasaan. Mendidik lebih bersifat terus-menerus dan continue. Mendidik juga mencontohkan akhlak yang baik dan mental-mental yang positif. sedangkan mengajar lebih bersifat teknis dan simple. Jadi guru maupun orang tua bukan hanya mengajar tetapi juga harus dapat mendidik. Lalu bagaimana dengan anda? Sudahkah anda mendidik?atau hanya sekedar mengajar.

1 komentar: